21 Puisi Dan Quote Rumi Tentang Harapan Dan Penyesalan Untuk Memaknai Kehidupan

30 Juni 2021, 19:30 WIB
Seni Orang Korea mulai dari lukisan, kaligrafi, puisi, dan tidak ketinggalan dekorasi visual dibuat oleh masyarakatnya selama beberapa abad /Pixabay/Nemo_jo/


SRAGEN UPDATE – Maulana Jalaludiin Rumi atau dikenal Rumi merupakan seorang sufi terkenal dari Bakhl. Dari tangan Rumi, lahirlah karya-karya puisi indah dan sarat makna.

Puisinya terkenal sampai ke penjuru dunia, tidak hanya dari kalangan muslim saja. Puisi dan quote Rumi mempunyai ciri khas dari puisi lain, seperti sering menggunakan lambang-lambang yang berkaitan dengan cahaya.

Berikut puisi dan quote Rumi tentang harapan dan penyesalan untuk memaknai kehidupan.
Puisi dan quote Rumi tentang Harapan Telah Tiba:

Baca Juga: Dittipidsiber Bareskrim Polri: Jangan Unggah Sertifikat Vaksin ke Medsos!

1. “Diamlah, tetap diam. Karena dengan keagungan perintah ‘Kun!’ diamnya ketakjubanmu telah mengatasi semua pembicaraan.” –Rumi

2. “Engkau yang telah berpuasa, menahan diri dari meja perjamuan, berbukalah dengan gembira, karena hari pertama pesta telah tiba.” –Rumi

3. “Janganlah berputus asa, Wahai Jiwaku. Walaupun gelap sumur penjaramu kini, sang Raja yang membebaskan Yusuf telah datang.” –Rumi

4. “Ya’qub telah membuka hijab uzlahnya. Yusuf yang menyingkap hijab Zulaikha telah tiba.” –Rumi

Baca Juga: Hati-hati! Pakai Masker Dobel Ada Aturannya, Begini Pesan Satgas Covid 19

5. “Wahai engkau yang habiskan malam hingga fajar, dalam rintihan, ‘Wahai Rabb,’ yang Maha Pengasih mendengar permohonanmu itu, dan telah datang.” –Rumi

6. “Wahai gerbang nan rapat terkunci, terbukalah, karena kunci telah datang.” –Rumi

7. “Wahai Jiwaku, janganlah berputus asa, harapan telah datang.” –Rumi

8. “Wahai sakit, yang telah menua bersamamu, bergembiralah, obatmu telah tiba.” –Rumi

9. “Yang Maha Pengasih, harapan setiap jiwa, telah tampil dari semesta tak nampak.”
Puisi dan quote Rumi tentang Jangan Kau Sesali:

1. “Ia bisa datang dari air, kelezatan roti dan daging, lalu melalui kecantikan, lalu melalui anggunnya kuda tunggangan.” –Rumi

Baca Juga: Profil Jalaludin Rumi, Sufi Yang Terkenal Akan Puisi-Puisi Cinta Dan Mistiknya

2. “Ia bisa mendadak mempertontonkan keindahannya pada butir air hujan, lalu ia merasuki pokok mawar, dan keanggunan kecambahnya ketika bibitnya bangkit dari tanah.” –Rumi

3. “Jangan kau sesali lenyapkan kebahagiaanmu. Ketahuilah ia akan kembali padamu dalam bentuk yang lain.” –Rumi

4. “Jika tak mampu menyajikan hidangan yang layak, setidaknya ucapkanlah kata-kata yang arif.” –Rumi

5. “Jiwa, saat kau tenggelam dalam lembur, keluar dari tubuhmu dan tampil di alam khayal. Sementara tubuhmu iam dan ditinggalkannya, ia memanifestasi sebagai sebuah imaji.” –Rumi

6. “Kesenangan adalah sesuatu yang esensial. Ia datang menyapamu melalui aneka bentuk. Ia bergerak dari satu sudut ke sudut lain pada unsur air dan tanah lempung, yang membentuk dirimu.” –Rumi

Baca Juga: Korea Utara Enggan Bongkar Jumlah Korban Covid-19, Korea Selatan Sedia Bantu Tes PCR

7. “Lenyap bentuk imajinal seperti itu ketika jiwa kembali ke dalam rumahnya. Sesungguhnya terdapat peringatan penting bagi semua makhluk, baik saat jiwa kembali maupun ketika bertolak.” –Rumi

8. “Saat kanak-kanak kau berbahagia ketika kau menyusu. Ketika mulai tumbuh membesar kau bosan pada susu, dan kesenanganmu beralih pada minuman lain dan madu.” –Rumi


9. “Sampai, mendadak suatu hari, dari balik hijab-hijab itu, ia menerobos dan menghancurkan berhala-berhala, ia bukan lah bentuk yang ini, bukan pula bentuk yang itu.” –Rumi

Baca Juga: Korea Utara Enggan Bongkar Jumlah Korban Covid-19, Korea Selatan Sedia Bantu Tes PCR

10. “Secara awam kau bisa katakan seperti ini: ‘Dalam sebuah mimpi ku lihat diriku sendiri tegak tinggi bagai sebatang cemara wajahku secantik bunga tulip semerbak harumku bagai mawar dan melati.” –Rumi


11. “Telah ku utarakan apa yang mungkin disampaikan. Lebih dari ini ku takutkan mudharatnya, sungguh sabda-Nya jauh lebih indah daripada lantunanku. Berpegang erat lah kepada buhul tali keimanan.” –Rumi

12. “Wahai Tabriz-nya jiwa, pandanglah gemintang di langit qalb. Mungkin kau dapati cahaya redup ini sebuah bayangan dari Syams ad-Diin.”***

 

Editor: Yesa Novianti Putri Ashari

Tags

Terkini

Terpopuler