Pandemi Covid-19 bisa dikatakan sebagai salah faktor pemicu doomscrolling.
Baca Juga: RM BTS Ungkap Kehidupan Cinta Masa Lalu hingga Tipe Idealnya
Doomscrolling bisa diartikan sebagai penggambaran kecenderungan untuk menelusuri sosial media secara terus-menerus, terutama untuk mencari berita-berita negatif.
Bloomberg melaporkan pada Maret 2020, baik Twitter maupun Facebook mengalami peningkatan penggunaan sejak pandemi dimulai. Dengan Facebook sendiri melaporkan kenaikan 70 persen pada platform WhatsApp dan Instagram.
Survei dari Onepoll juga menyebutkan bahwa remaja usia 24-39 tahun menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain sosial media.
Banyak hal yang ditimbulkan akibat kebiasaan doomscrolling, berpengaruh bagi kesehatan maupun mengancam mental seseorang.
Baca Juga: Yoo Jae Suk Tinggalkan FNC Entertainment, Siap Menjadi Agen Bebas?
Aktivitas ini jika dibiarkan, akan menyebabkan gangguan kurang tidur sehingga mengakibatkan fisik tertanggu.
Terlebih, doomscrolling menyebabkan seseorang lelah secara mental sehingga mengakibatkan seseorang menjadi sensitif dan mudah marah.
Informasi lain didapatkan dari akun twitter @CCICPolri yang membahas juga mengenai efek negatif dari doomscrolling.