Network
SRAGEN UPDATE - Di dunia yang semakin terkoneksi saat ini, cinta telah menemukan medan baru - ranah digital.
Saat ini marak kasus love scamming di Indonesia. Kasus yang soal penipuan cinta ini seringnya berawal dari perkenalan antara pelaku dan korban di media sosial.
Love scamming, praktik penipuan di mana individu mengeksploitasi emosi untuk keuntungan finansial, muncul sebagai ancaman signifikan bagi individu yang mencari teman secara online.
Love Scamming atau dikenal sebagai romance scam, melibatkan penjahat menciptakan identitas palsu di situs web kencan atau platform media sosial untuk membangun hubungan emosional dengan target mereka.
Para penipu ini sering menggunakan foto yang dicuri, cerita hidup yang dipalsukan, dan persona yang dirancang dengan baik untuk menarik korban ke dalam jaring kebohongan.
Baca Juga: Berikut Cara Mendaftar DTKS KIP K 2024, Calon Mahasiswa KIP Wajib Simak!
Saat hubungan berkembang, penipu memperkenalkan kesulitan keuangan atau keadaan darurat, memanipulasi korban untuk mengirim uang atau berbagi informasi pribadi yang sensitif.
Taktik umum yang digunakan oleh penipu cinta:
1. Catfishing: Penipu menggunakan profil palsu dan foto palsu untuk menampilkan persona yang menarik dan tampaknya asli.
2. Peningkatan emosi cepat: Penipu sering menyatakan perasaan mendalam dengan cepat, mempercepat koneksi emosional untuk membingungkan penilaian korban.
3. Manipulasi keuangan: Penipu menciptakan krisis keuangan, keadaan darurat medis, atau situasi mendesak lainnya untuk memaksa korban mengirim uang.
