Network
SRAGEN UPDATE – Bank Dunia telah menyetujui tambahan pembiayaan pada Ukraina Selasa, 20 Desember lalu.
Paket tambahan tersebut berjumlah 610 juta dolar AS dimana berguna untuk menangani bantuan darurat untuk Ukraina.
Bantuan darurat diberikan Bank Dunia bertujuan untuk pemulihan Ukraina pasca Perang dengan Rusia yang masih berlanjut.
Paket bantuan yang diberikan mencakup pinjaman tambahan sebesar 500 juta dolar AS dari Bank Internasional.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Ide Hadiah Hari Ibu 2022 yang Bagus dan Menarik untuk Para Ibu di Indonesia
Berguna untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (IBRD) dengan didukung oleh jaminan yang berasal dari Inggris.
Proyek baru itu berguna dalam rangka memulihkan dan meningkatkan akses ke perawatan kesehatan.
Dan juga mengatasi kebutuhan terkait perang untuk layanan kesehatan seperti yang dikatakan si pemberi pinjaman global tersebut.
Bantuan tersebut datang di atas sekitar 18 miliar dolar AS yang telah dimobilisasi untuk Ukraina.
Oleh bank dunia sendiri masih sekitar 15 miliar dolar AS yang telah dicairkan sekarang.
“Invasi Rusia ke Ukraina terus menimbulkan konsekuensi ekonomi dan kemanusiaan yang menghancurkan, ” ucap David Malpass.
Lanjutnya, ”berdampak pada sektor kesehatan, infrastruktur energi dan jaringan transportasi.”
Pernyataan tersebut merupakan keterangan David Malpass yang merupakan Presiden Grup Bank Dunia .
Tambahan pinjaman IBRD senilai 500 juta dolar AS akan digunakan untuk Proyek Pengeluaran Publik untuk Ketahanan Kapasitas Administratif (PEACE).
Akan digunakan juga untuk membantu pemerintah Ukraina dalam menutupi pengeluaran terkait tunjangan anak dan keluarga, gaji pegawai pemerintah dan pembayaran utilitas.
Untuk sisa uang sejumlah 110 Juta dolar AS akan digunakan untuk Peningkatan Kesehatan dan Penyelamatan Kehidupan (HEAL Ukraina).
Baca Juga: Daftar Lengkap 23 Pemain Timnas Indonesia di AFF Mitsubishi Electric Cup 2022
Dana tersebut ditujukan untuk meningkatkan dan memperkuat perawatan kesehatan primer, dan menangani layanan kesehatan mental.
Dimana juga untuk rehabilitasi akibat perang dan memulihkan layanan di rumah sakit yang menghadapi kendala kapasitas.***
