Network
SRAGEN UPDATE – Waktu tunggu di rumah sakit menjadi penyebab kematian tertinggi di negara Inggris.
Menurut data yang dirilis oleh Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris, sebanyak 23 ribu kematian disebabkan oleh lamanya penanganan yang dilakukan rumah sakit di Inggris tersebut.
Serikat tenaga kerja sudah mengeluhkan lamanya watu tunggu dirumah sakit sejak lama, termasuk didalamnya merupakan penanganan dari pemerintah atas masalah NHS ini.
Pemerintah juga tak menampik terdapat kekurangan tenaga kesehatan namun tidak setuju dengan statemen tambahan kematian disebabkan oleh hal tersebut.
Royal Collage of Emergency Medicine mengungkapkan telah mengrimkan permintaan informasi kepada NHS untuk data kecelakaan dan waktu tunggu darurat, dan menemukan lebih dari 1,6 juta pasien harus menunggu lebih dari 12 jam sejak mereka masuk kerumah sakit sampai dengan selesai.
Informasi itu diminta untuk mengetahui jumlah orang yang menunggu pelayanan dirumah sakit lebih dari setengah hari tersebut.
Perguruan Tinggi kedokteran Inggris juga menghitung tingkat kematian terkait waktu tunggu, yang sering menjadi berita utama pada media di Inggris tersebut.
Perdana menteri Rishi Sunak mengatakan, waktu tunggu pada departemen kecelakaan dan darurat menjadi permasalahan yang menjadi fokus pikiran semua orang.
Baru-baru ini, para petugas kesehatan, terutama staf ambulance pada banyak rumah sakit yang melaporkan kematian terkait dengan lamanya waktu tunggu tersebut.
Dapat dicontohkan pada daerah West Midland, ada sebanyak 37 orang yang harus kehilangan nyawanya akibat waktu tunggu ambulance yang lama.
Baca Juga: 6 Kebiasaan Ini Bisa Membuat Kamu Lebih Cerdas, Sudah Melakukan yang Mana?
Data tersebut diperoleh sampai dengan bulan September 2022 lalu.
Dilansir dari BBC, waktu tunggu ambulance terlama di West Midland sendiri untuk menyerahkan pasien ke rumah sakit sekitar 21 jam, sedangkan pada beberapa rumah sakit lainnya mencatatkan waktu 15 sampai 19 jam.
Setelah dibawa ke rumah sakit, pasien harus menungu kembali dirumah sakit hal tersebut tergantung dari ketersediaan staf dan juga tempat tidur dirumah sakit.
Sekretaris Jenderal UNITED, Sharon Graham mengatakan, suara mereka tidak pernah didengar, dan menuduh pemerintah melakukan kelalaian.***
