Presiden Turki: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dapat Perawatan di Rumah Sakit Turki

- 14 Mei 2024, 22:08 WIB
Presiden Turki: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dapat Perawatan di Rumah Sakit Turki
Presiden Turki: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dapat Perawatan di Rumah Sakit Turki / ANTARA/Anadolu Agency/am./

SRAGEN UPDATE - Lebih dari 1.000 anggota Hamas sedang menjalani perawatan medis di rumah sakit di Turki, menurut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (13/5), sambil menegaskan bahwa Ankara tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris.

"Dalam negara kami, lebih dari 1.000 anggota Hamas sedang menjalani perawatan di rumah sakit kami... Banyak anggota Hamas yang tewas. Negara-negara Barat menyerang mereka dengan segala jenis senjata dan amunisi," kata Erdogan setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis, yang memiliki pandangan berbeda tentang Hamas.

Mitsotakis menyatakan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri dari "serangan yang menyerang wilayahnya," dan menambahkan bahwa "Hamas adalah organisasi teroris yang tidak mewakili rakyat Palestina."

Namun, Erdogan menolak pandangan tersebut sebagai "pendekatan yang kejam."

Baca Juga: Lebih dari 5.000 Warga Dievakuasi dari Pulau Tagulandang Akibat Erupsi Gunung Ruang

"Saya tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris... Jika Anda menyebutnya sebagai organisasi teroris di sini [di Turki], kami akan kecewa," tegas Erdogan.

Ankara menganggap Hamas sebagai "organisasi perlawanan yang tanahnya diduduki sejak 1947" dan "berjuang untuk melindungi tanah tersebut dari serangan Israel yang tanpa belas kasihan."

Pada Senin lalu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) meluncurkan apa yang mereka sebut sebagai operasi kontraterorisme di Rafah, di perbatasan dengan Mesir.

IDF awalnya menginvasi wilayah timur kota Rafah dan menguasai sisi Gaza di perbatasan Rafah. Pada Jumat, media Israel melaporkan bahwa kabinet militer Israel telah menyetujui perluasan operasi darat.

Operasi tersebut bertujuan untuk "melenyapkan sisa-sisa batalion Hamas di Jalur Gaza," menurut otoritas.

Pada 7 Oktober 2023, Hamas meluncurkan serangan roket besar-besaran terhadap Israel, menerobos perbatasan, menyerang lingkungan sipil, dan pangkalan militer. Akibatnya, hampir 1.200 orang tewas di Israel dan sekitar 240 lainnya disandera.

Baca Juga: Cha Hak Yeon dalam Pertimbangan bergabung untuk Berperan di Labor Attorney Noh Moo Jin

Israel melakukan serangan balasan dan memerintahkan pengepungan total terhadap Gaza, serta memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina itu, dengan tujuan "membumihanguskan petempur Hamas dan menyelamatkan para sandera."

Hingga saat ini, lebih dari 35.000 orang tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza, menurut otoritas setempat, dengan lebih dari 100 sandera yang masih diyakini ditahan Hamas di Gaza.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah