Jakarta Sudah Tidak Layak Huni, Mengapa? Simak Penjelasan Berikut

14 Agustus 2022, 11:42 WIB
Jakarta Sudah Tidak Layak Huni, Mengapa? Simak Penjelasan Berikut /

SRAGEN UPDATE - Belum lama ini, kota Jakarta dikenal sebagai kota dengan polusi tertinggi nomor satu di dunia.

Di tahun 2020 Anies Baswedan mengatakan bahwa 5,5 juta kasus penyakit di Jakarta disebabkan oleh polusi udara, yang artinya presentase penduduk yang hidup di Jakarta dan pernah sakit akibat polusi udara.

Hal tersebut merupakan 2 tahun yang lalu, entah sekarang semakin baik atau semakin buruk kita tidak tahu.

Menurut kalian, tinggal di Jakarta itu worth it atau tidak? Apakah ini saatnya untuk meninggalkan Jakarta.

Baca Juga: Terjadi Kebakaran Di Mall Plaza Senayan Jakarta Pusat, Tiga Unit Mobil Pemadam Dikerahkan

Jakarta tidak dapat dipisahkan dengan kata polusi udara, Kenapa polusi udara di Jakarta bisa sangat parah? Sekilas pasti kalian akan jawab karena asap kendaraan.

Terdapat dugaan bahwa asap kendaraan bukanlah penyebabnya, namun riset mengatakan bahwa kontribusi pencemaran udara terbesar di Jakarta adalah emisi yang tidak bergerak.

Artinya, pembangkit listrik, pabrik, dan fasilitas industri lainnya atau sesuatu yang pada dasarnya itu selalu berada di tempat dan  tidak bergerak.

Kondisi Jakarta semakin parah dengan adanya riset yang memprediksi bahwa Jakarta akan tenggelam pada tahun 2050.

Baca Juga: Kawasan Citayam Fashion Week Macet, Dishub DKI Jakarta: Tidak Perlu Membawa Kendaraan Pribadi

Alasannya yaitu, kenaikan permukaan laut dan penurunan permukaan tanah. Selain itu dapat kita ketahui bahwa Jakarta sangat dihantui dengan masalah sampah.

Banyak orang yang membuang sampah-sampah di sungai sehingga menyebabkan tersumbatnya air lalu meluap ke daratan.

Anies mengatakan bahwa kepadatan penduduk Jakarta 118 kali lipat dari rata-rata angka nasional.

Dengan resiko polusi udara, langganan banjir, kemacetan, kepadatan penduduk,dan biaya hidup yang mahal, apakah Jakarta masih layak untuk dihuni?.

Baca Juga: Tata Cara Kunjungan ke Perpustakaan Jakarta, Wajib Reservasi

Untuk mengetahui layak atau tidaknya sebuah ota untuk dihuni, kita perlu memahami sebuah indikator yang disebut The Global Liveability Index 2022.

Indeks pertama yaitu ketersediaan sarana kebutuhan dasar, kedua yaitu fasilitas publik, dan yang ketiga yaitu ketersediaan ruang publik.

Selain itu, indeks keempat yaitu keamanan, yang kelima yaitu dukungan fungsi ekonomi, sosial, dan budaya, dan yang terakhir yaitu sanitasi.

Sebenarnya Jakarta sudah memenuhi keenam indikator tersebut, namun masalahnya syarat kualitas rata-rata Jakarta menjadi salah satu yang paling rendah.

Baca Juga: Info Vaksin Gratis Dosis 1, Dosis 2, dan Booster Wilayah Jakarta, Depok dan Cimahi 16 Juli 2022

Dari indeks tadi juga sudah menyampaikan bahwa hidup di kota kecil lebih baik daripada di kota besar.***

 

 

Editor: Arina Nihayati

Tags

Terkini

Terpopuler