Network
SRAGEN UPDATE- Meskipun terbilang naik sangat tinggi Perajin tahu di Ciamis tidak memiliki tujuan untuk berhenti memproduksi tahu.
Seperti diketahui, bahwa harga kedelai sebelumnya berkisar Rp 7.000 – Rp. 8.000,- per kilogramnya. Akan tetapi, kini makin meroket sampai Rp 11.500 per kilogramnya.
Sebagian besar perajin dari wilayah Sela Awi dan Cibodas terlihat masih memproduksi. Tetapi diantaranya ada yang berhenti. Diketahui harga kedelai yang naik, sejumlah perajin tampak mengeluh karena tidak ada untung.
Baca Juga: Berita Hoaks Beredarnya Kabar Vaksin COVID- 19 Mengandung Magnet
“Sampai saat ini belum ada rencana tutup, berhenti. Masih tetap produksi. Namun demikian kalau harga kedelai terus melambung, ya dipikirkan nanti saja,” tutur Dudi, perajin tahu di Dusun Sela Awi.
Untuk menyiasati harga kedelai yang mahal, Dudi mengungkapkan untuk memperkecil ukuran. Namun takut bila dimarahi pelanggan. “Kalau tidak begitu, ya perajin bakal semakin sulit. Sejak harga kedelai melambung, ada beberapa perajin yang tidak produksi. Saya berharap harga kedelai kembali normal, paling tidak Rp7.000 – Rp8.000 per kilogram,” tuturnya.
Baca Juga: Gunung Merapi Letuskan Awan Panas sejauh 3 km
Sementara itu, Mimin, perajin tempe, setelah lebaran ia hanya terpaksa mengurangi produksi tempe. Dari sebelumnya 50 kilogram kini hanya 30 kilogram. Selain itu ukuran tempe yang diproduksi Mimin juga diperkecil.
Padahal beredar kabar jika produsen tahu dan tempe di berbagai daerah termasuk di Jawa Barat bakal melakukan aksi mogok massal produksi pada Jumat, 28 Mei hingga Minggu, 30 Mei 2021.
