Network
SRAGEN UPDATE - Virus corona varian delta yang berasal dari India memang sudah mulai masuk ke Indonesia.
Bahkan, ada sejumlah daerah di Indonesia yang rawan terkena virus varian baru tersebut.
Hal itu sebagaimana diungkap oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
"Kami sudah lihat ada lima provinsi di Pulau Sumatera dan dua provinsi di Kalimantan yang kita harus ekstra hati-hati agar kita bisa mempersiapkan dengan baik," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa 6 Juli 2021.
Adapun provinsi yang dimaksud, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Lampung.
Tidak bisa dimungkiri bahwa hingga saat ini, penambahan kasus Covid-19 di sejumlah daerah tersebut memang masih sangat tinggi.
Hal itu berdasarkan laporan harian dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Di provinsi Kalimantan Barat, penambahan kasus positif pada hari Senin kemarin mencapai 101 kasus dengan kasus meninggal sebanyak 25 pasien.
Pada periode yang sama, kasus harian di Kalimantan Timur dilaporkan mencapai 428 kasus dengan 18 pasien meninggal dunia.
Baca Juga: Pakar Epidemiologi China Sebut Masa Karantina Varian Delta Tidak Perlu Waktu Lama
Sementara di Riau, penambahan kasusnya mencapai 424 kasus dengan 11 pasien meninggal dunia.
Adapun di Kepulauan Riau, kasus hariannya mencapai 408 kasus dengan 12 pasien yang meninggal.
Di provinsi Sumatera Barat, penambahan kasus hariannya mencapai 81 kasus dengan 11 pasien yang meninggal dunia.
Adapun tingkat penambahan kasus pada Sumatera Selatan, yaitu 126 pasien dan pasien meninggal dunia sebanyak 9 pasien.
Sementara itu, di daerah Lampung, BNPB melaporkan adanya penambahan kasus mencapai 306 dan 4 pasien yang meninggal dunia.
Baca Juga: Penularan Varian Delta Enam Kali Lebih Cepat dari Varian Alfa, Butuh Waktu 10 hingga 15 Detik Saja
Terkait hal itu, Budi menyatakan bahwa pemerintah telah melakukan sejumlah upaya sebagai antisipasi tingginya laju penularan virus varian delta.
"Kita sudah lihat di mana kira-kira provinsi lain yang akan memungkinkan ke depannya akan ada kenaikan dan lonjakan yang cukup tinggi. Kita antisipasi," katanya.***
