SRAGEN UPDATE – 11 September 2021 lalu, untuk pertama kalinya Pemerintah Indonesia menerima kedatangan vaksin Johnson & Johnson sebanyak 500 ribu dosis.
Vaksin Johnson & Johnson berasal dari Pemerintah Belanda sebagai bentuk dukungan dan kerja sama dengan Pemerintah Indonesia.
Menariknya, vaksin Johnson & Johnson tersebut konon hanya membutuhkan sekali suntikan saja dan tak perlu ada dosis kedua selayaknya vaksin Covid-19 yang lain.
Baca Juga: Wajarkah Banyak Keluhan Usai Penyuntikan Vaksin Moderna? Yuk Simak Penjelasan dan Cara Mengatasinya
Menanggapi hal itu, dr. Jeff Aloys, Spesialis Penyakit Dalam FKUI, dalam akun Instagramnya @drjeffaloys membagikan informasi mengenai kebenaran dari hal tersebut.
Ia mengungkap bahwa antibodi yang dihasilkan usai penyuntikan dosis 1 vaksin Johnson & Johnson memiliki daya tahan yang kuat dan stabil.
Hal itu berdasarkan penelitian teranyar yang dipublikasi di New England Journal of Medicine.
Baca Juga: Wajarkah Banyak Keluhan Usai Penyuntikan Vaksin Moderna? Yuk Simak Penjelasan dan Cara Mengatasinya
Ada dua jenis antibodi yang dinilai dalam penelitian tersebut. Pertama, antibodi penetralisir yang dapat bertahan hingga 8 bulan untuk usia 18-55 tahun dan 9 bulan untuk usia 65 tahun ke atas.