Network
SRAGEN UPDATE – Kabar mengejutkan datang dari dunia mistis, terungkap kedua orangtua tumbalkan anak di pesugihan.
Mengejutkannya lagi, anak itu masih berusia 6 tahun dan secara tega orang tua tumbalkan anak di pesugihan.
Seperti dilansir dari akun YouTube Ahmad KRB, berikut ini beberapa bukti kalau orang tua tumbalkan anak di Pesugihan.
Baca Juga: Info Vaksin Gratis Dosis 1 dan 2 di Puskesmas Pinang Jaya, Begini Syarat Hingga Jadwal Pelayanannya
Di dalam video itu, terlihat ada kedua orangtua dari anak itu yang terlihat mencongkel mata anaknya di hadapan keluarganya.
Dan keluarga dari anak itu diam seribu bahasa tanpa berkomentar mengenai kejadian itu.
Ternyata setelah ditelusuri, kedua orang tuanya ini memiliki halusinasi kalau ada benda berharga di balik mata sang anak.
Baca Juga: Drakor Hometown Cha-Cha-Cha Episode 10: Seong Hyeon Utarakan Perasaannya pada Hye Jin, Bagaimana Nasib Du Sik?
Kedua orang tua itu langsung mencongkel mata anaknya tanpa menggunakan alat apapun melainkan menggunakan tangannya sendiri.
Saat diambil matanya, sang anak hanya berteriak saja saat kedua orang tuanya melakukan hal itu.
Sedangkan sang anak dipegang oleh ayahnya agar tidak pergi dari tempat kejadian.
Baca Juga: Min Hyo Rin, Istri Taeyang Big Bang Akan Segera Melahirkan dan Jadi Calon Ibu!
Terlihat di video yang diperlihatkan, sang anak sepertinya tidak ingin dijadikan korban untuk pesugihan.
Dan betapa teganya kedua orangtua anak itu dengan berani mengambil mata sang anak.
Tentu perbuatan ini tidak perlu ditiru oleh para orang tua dan betapa bodohnya malah memberikan mata sang anak untuk pesugihan.
Baca Juga: Benarkah Prakerja Gelombang 22 Dibuka? Begini Informasi Resmi Mengenai Tanggal Resminya
Bahkan banyak orang percaya melakukan pesugihan itu dianggap benar tetapi kalau melakukan seperti ini dengan mengambil mata sang anak.
Sama saja hal ini merupakan peristiwa yang tidak terpuji, seharusnya orang tua itu bisa memberikan contoh yang baik untuk anaknya kelak.
Ternyata yang merasa halusinasi bukan hanya orang tua saja, melainkan keluarga besarnya merasakan halusinasi yang sama.***
