SRAGEN UPDATE – Talitha Pavita merupakan seorang content creator TikTok yang terkenal karena konten prank atau trik lucu.
Akunnya, @talpav_ telah memiliki 320 ribu pengikut hingga artikel ini ditulis.
Namun, belakangan ini beberapa pengguna TikTok menyoroti salah satu video Talitha yang dianggap sudah melakukan pelecehan seksual.
Baca Juga: Berita Terbaru Gempa Di Banten Berkekuatan Magnitudo 52 Terasa Di Jakarta Hingga Ke Bogor
“Mbak telah membuat mereka merasa tidak nyaman. Mbak telah berlaku tidak sopan sama mereka. Mbak telah melecehkan mereka,” kata akun @carine_benedict dalam sebuah video.
“Tapi memang begitu. Ada orang yang suka kalau dia viral karena hal negatif,” tutur akun @lindawidyaa8 dalam video unggahannya.
Akibat beberapa kritik tajam yang dilayangkan, Talitha menanggapinya dengan klarifikasi.
Talpav (red: nama panggilan) menyatakan permintaan maafnya melalui sebuah video. Ia menyebutkan bahwa intensinya bukanlah untuk melakukan pelecehan seksual.
Ia hanya bermaksud mendekatkan wajahnya sedekat mungkin ke telinga para korban prank.
Ia pun meminta maaf kepada orang-orang yang ia buat bingung.
“Gua udah minta izin videonya untuk diupload dan mereka (korban prank) setuju,” ucap Talpav.
Meski demikian, para warganet tetap melontarkan komentar negatif pada beberapa video unggahan Talitha.
Akun TikTok Talitha terpantau masih aktif dan telah kembali mengunggah empat video, setelah video klarifikasinya.
Baca Juga: Cegah Narkoba Pada Anak, Polres Cirebon Kota Lakukan Ini
Seorang penulis dan aktivis hak perempuan, Kalis Mardiasih memberikan tanggapan terhadap video Talitha yang beredar.
Menurutnya, apa yang dilakukan kreator konten prank tersebut sudah termasuk dalam tindak pelecehan seksual.
“Semua tindakan yang merendahkan dan menyerang tubuh dan seksualitas orang lain adalah pelecehan seksual. Siapapun pelakunya,” tutur Kalis.
“Selama ini, korban laki-laki biasanya malu atau merasa jadi kurang laki-laki kalau terlihat rapuh atau takut karena pelecehan seksual,” tambahnya.
Tidak hanya itu, Kalis juga menguatkan para korban laki-laki untuk berani speak up.***