Karyawan KPI Pusat Menulis Surat untuk Presiden atas Dugaan Kasus Pelecehan dan Perundungan Oleh Rekan Kerja

- 2 September 2021, 22:12 WIB
Ilustrasi - Sedang ramai dugaan bullying dan pelecehan seksual di KPI.
Ilustrasi - Sedang ramai dugaan bullying dan pelecehan seksual di KPI. /rebcenter-moscow/PIXABAY

SRAGEN UPDATE – Pada Rabu, 1 September 2021 seorang karyawan KPI menuliskan surat untuk Presiden Jokowi terkait dugaan kasus pelecehan dan perundungan.

Karyawan tersebut berinisial MS dan seorang pria, rekan kerja yang diduga melecehkan dan membully juga pria.

MS mengaku bahwa dirinya sejak awal bekerja di KPI pada 2011 telah dilecehkan, dipukul, dimaki, serta dirundung tanpa bisa melawan.

Baca Juga: Berikut Upaya Karyawan KPI Pusat Dalam Meminta Pertolongan Atas Dugaan Kasus Pelecehan dan Bullying

Begini isi surat MS kepada Presiden Jokowi:

Yang Terhormat Presiden Joko Widodo, saya seorang pria berinisial MS hanya ingin mencari nafkah di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI Pusat). Saya hanya ingin bekerja dengan benar, menunaikan tugas dari pimpinan lalu menerima gaji sebagai hak saya dan membeli susu bagi anak semata wayang saya.

Sepanjang 2012-2014 selama dua tahun saya di-bully dan dipaksa untuk membelikan makan bagi rekan kerja senior.

Baca Juga: Loker Terbaru Bank BRI (BUMN) Lulusan S1 dan S2 General Staff & IT Staff September. Cek selengkapnya disini!

Mereka bersama-sama mengintimidasi yang membuat saya tak berdaya. Padahal kedudukan kami setara dan bukan tugas saya untuk melayani rekan kerja, tapi mereka secara bersama-sama merendahkan dan menindas saya layaknya budak pesuruh.

Sejak awal saya kerja di KPI pusat pada 2011 sudah tak terhitung berapa kali mereka melecehkan, memukul, memaki, dan merundung tanpa bisa saya lawan.

Saya sendiri dan mereka banyak. Perendahan martabat saya dilakukan terus menerus dan berulang-ulang sehingga saya tertekan dan hancur pelan-pelan.

Baca Juga: Info Vaksin Jogja untuk Ibu Hamil, Inilah Syarat, Dan Cara Pendaftaran di RS Panti Nugroho

Tahun 2015 mereka beramai-ramai memegangi kepala, tangan, kaki, menelanjangi, memiting, melecehkan saya dengan mencoret buah zakar saya memakai spidol.

Kejadian itu membuat saya trauma dan kehilangan kestabilan emosi. Kok bisa pelecehan jahat macam begini terjadi di KPI Pusat?

Sindikat macam apa pelakunya? Bahkan mereka mendokumentasikan kelamin saya dan membuat saya tak berdaya melawan mereka setelah tragedi itu. semoga foto telanjang saya tidak disebar dan diperjualbelikan di situs online.

Baca Juga: Vaksin Gratis Tangsel, Simak Jadwal Lokasi Sentra Vaksinasi Covid-19 Tangerang Selatan Bulan September

Pelecehan seksual dan perundungan tersebut mengubah pola mental, menjadikan saya stres dan merasa hina. Saya trauma berat, tapi mau tak mau harus bertahan demi mencari nafkah. Harus begini bangetkah dunia kerja di KPI? Di Jakarta?

Kadang, di tengah malam saya teriak-teriak sendiri seperti orang gila. Penelanjangan dan pelecehan itu begitu membekas, diriku tak sama lagi usai kejadian itu, rasanya saya tidak ada harganya lagi sebagai manusia, sebagai pria, sebagai suami, sebagai kepala rumah tangga.

Mereka berhasil meruntuhkan kepercayaan diri saya sebagai manusia.

Baca Juga: Info Vaksin Covid-19 Gratis Daerah Makassar Bulan September 2021, Berikut Tips Sebelum Vaksin

Saya tidak tahu apakah para pria peleceh itu mendapat kepuasan seksual saat beramai-ramai menelanjangi dan memegangi kemaluan saya, yang jelas saya kalah dan tak bisa melawan. Saya bertahan di KPI demi gaji untuk istri, ibu, dan anak saya tercinta.

Tahun 2016 karena stres berkepanjangan, saya jadi sering jatuh sakit. Keluarga saya sedih karena saya sering tiba-tiba menggebrak meja tanpa alasan dan berteriak tanpa sebab.

Saat ingat pelecehan tersebut emosi saya tidak stabil, makin lama perut terasa sakit badan saya mengalami penurunan fungsi tubuh, gangguan kesehatan.

Baca Juga: Info Vaksin Covid-19 Gratis untuk Daerah Jombang Bulan September 2021, Cek Ketentuannya!

8 Juli 2017 saya ke rumah sakit PELNI untuk endoskopi hasilnya saya mengalami Hipersekresi Cairan Lambung akibat trauma dan stres.

Pada 2017 saat acara Bimtek di Resort Prima Cipayung, Bogor, pada pukul 01.30 WIB saat tidur mereka melempar saya ke kolam renang dan bersama-sama menertawai seolah penderitaan saya sebuah hiburan bagi mereka.

Bukankah itu penganiayaan? Mengapa mereka begitu berkuasa menindas tanpa ada satupun yang membela saya. Apakah hanya karena saya karyawan rendahan sehingga para pelaku tak diberi sanksi? Di manakah keadilan untuk saya?***

Editor: Nadya Rizqi Hasanah Devi

Sumber: Instagram @grassroot.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah