3 Tingkatan Sabar Menurut Gus Baha, Simak Penjelasannya!

21 Januari 2022, 08:42 WIB
3 Tingkatan Sabar Menurut Gus Baha, Simak Penjelasannya! /Instagram.com / @ngajionline_gusbaha.

SRAGEN UPDATE – Gus Baha menuturkan dalam kajian yang diberikan dalam majelasinya mengenai bab sabar.

Gus Baha menjelaskan mengenai hal-hal terkait dengan sifat kesabaran dalam menjalani hidup bermasyarakat.

Penjelasan tentang sabar yang disampaikan Gus Baha didasarkan pada kitab salaf yang dalam bahan rujukannya.

Dilansir SragenUpdate.com dari unggahan video di channel YouTube Santri Gayeng pada 15 Desember 2021, Gus Baha memberikan penjelasan.

“Sebagian ulama makrifat berkata, sabar itu ada tiga maqam atau tingkatan,“ Dawuh Gus Baha.

Menurut ahli makrifat menjelaskan bahwa kesabaran itu memiliki tiga tingkatan dalam pembagiannya seperti dibawah berikut ini.

Baca Juga: Rutin Minum Ini  Ampuh Rontokkan Perut Buncit  dr. Zaidul Akbar Bagi Resepnya

Pertama, meninggalkan keluhan. Ciri pertama dalam kesabaran adalah meninggalkan keluhan, baik keluhan terhadap apa yang dijalani ataupun karena takdir yang diberikan oleh Allah SWT.

Setiap manusia pasti diberikan cobaan oleh Allah untuk memberikan pelajaran baginya. Dalam menyikapi setiap cobaan yang diberikan perlu disikapi dengan kesabaran.

Meskipun dalam setiap cobaan yang diberikan itu berat, harus tetap dihadapi dengan tanpa adanya keluhan dalam hal apapun.

Jika sudah menjalani hal demikian maka telah termasuk dalam kategori dalam sabar pada tingkatan yang pertama.

Tingkatan tersebut merupakan tingkatannya para tabi'in yang merupakan generasi setelah sahabat Rasulullah SAW.

Kedua, ridha terhadap sesuatu yang sudah menjadi ketetapan-Nya. Tingkatan tersebut merupakan tingkatan bagi orang yang zuhud di jalan Allah SWT.

Ridha terhadap pemberiaan Allah adalah dengan ikhlas menerima dan menjalankan apa yang sudah ditakdirkan padanya.

Baca Juga: 5 Dalil Ayat Alquran dan Hadits Yang Berbicara Tentang Perdamaian dan Menjauhi Permusuhan:Masuk Fiqih Muamalah

Baik mengenai takdir yang baik ataupun buruk disikapi dengan rasa syukur pada Allah atas ketetapan yang diberikan oleh Allah SWT.

Seperti halnya yang dilakukan oleh orang yang zuhud di jalan Allah yakni dengan meninggalkan perkara duniawi untuk kepentingan akhirat.

Ketiga, gembira ketika mendapat cobaan. Karena yang memberi cobaan adalah Allah SWT maka seyogyanya tetap merasa senang atas apa yang telah diberi oleh-Nya.

“Dalam kitab hikam dijelaskan bahwa orang yang protes ketika mendapat cobaan, seperti tidak berpikir yang memberi cobaan itu siapa?,” imbuh Gus Baha.

Setiap cobaan itu yang memberikan hanya Allah SWT maka akan malu ketika protes terkait apa yang menjadi kehendak-Nya.

Setiap jenis cobaan pasti ada hikmah yang besar didalamnya. Dan juga harus disikapi dengan sikap sabar dan ridha agar tetap mendapat keberkahannya.

Senantiasa meneladani dalam hal kesabaran pada ulama terdahulu merupakan hikmah dalam menyikapi setiap permasalahan hidup yang penuh cobaan.***

Editor: M Boby Hasan Arfani

Sumber: YouTube Santri Gayeng

Tags

Terkini

Terpopuler