Benarkah Hewan Kurban Jadi Kendaraan di Akhirat? Penjelasan Ustadz Adi Hidayat Lengkap

- 9 Juni 2022, 13:55 WIB
Hewan kurban
Hewan kurban /

SRAGEN UPDATE - Ustadz Adi Hidayat menjawab pertanyaan salah satu jamaah mengenai bolehkah apakah benar hewan kurban jadi kendaraan di akhirat dan penjelasannya dalam Islam.

Idul Adha merupakan hari raya umat Islam dimana sebagian umat yang mampu mengeluarkan kurban dalam bentuk hewan ternak mengeluarkan kurban hewan ternak. 

Ustadz Adi Hidayat dengan lugas menjawab pertanyaan mengenai kurban tersebut. Penjelasan benarkah hewan kurban menjadi kendaraan di akhirat bagi yang mengurbankannya.

Hewan kurban sebagai kendaraan seringkali kita dengar dan kita baca di kajian-kajian Islam, namun apakah itu hadits shohih?

Para ahli hadits mengungkapkan bahwa hadits yang menyatakan bahwa hewan kurban yang akan menjadi tunggangan di akhirat adalah hadits lemah bahkan sebagian diantaranya tidak memiliki asal.

Baca Juga: Apakah Boleh Satu Kurban Untuk Satu Keluarga? Ini Penjelasan Buya Yahya

Sehingga disebut hadist-hadits yang bermasalah, bahkan ibnu Arabi mengungkapkan bahwa hampir beberapa hadits yang menyatakan keutamaan (yang berlebihan) tentang kurban disebut lemah.

Kitab Maqosidul Hasanah juga menyatakan hadits ini lemah. Namun ada yang menarik dari pandangan dari beberapa ulama disamping pernyataan hadits ini lemah.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan ada komentar yang menarik yaitu bisa jadi perkataan-perkataan ini bukan bermaksud dalam aslinya hewan kurban menjadi kendaraan.

Hewan kurban sebagai kendaraan ini bisa jadi adalah majaz atau kiasan. Bisa jadi hewan-hewan ini dengan ketentuan yang baik, sehat dan gemuk akan menjadi hal-hal yang memudahkan kita melewati Shirat.

Baca Juga: Bolehkah Kurban Satu Kambing untuk Satu Keluarga? Ini Penjelasan Ustadz Adi Hidayat

Selain itu bisa jadi hewan-hewan itu majaz sebagai pemberat timbangan. Sebagaimana yang kita ingat anak Nabi Adam yang pertama kurban dengan kurban yang terbaik.

Permisalannya adalah orang yang berkurban dengan yang baik dan yang buruk. Yaitu hasil pertanian yang buruk dan kurban yang baik (yang diterima Allah). 

Ini ibarat isyarat bagi orang yang hendak berkurban dan memiliki rezeki yang cukup untuk mengorbankannya maka berkurbanlah dengan yang baik.

Keikhlasan berkurban itulah yang akan membuat timbangan berat dan mempermudah kita melewati Shirat. Mungkin inilah konteks kendaraan kurban dalam hal amalnya bukan secara hewan secara fisik.

Baca Juga: Hari Raya Idul Adha dan Kurban: Simak Sejarah dan Asal-usul yang Ada Hubungannya dengan Nabi Ibrahim

Karena yang sampai kepada Allah bukanlah dagingnya namun taqwa, kebaikan dan keikhlasannya.

Sehingga hadits yang menyatakan bahwa hewan kurban adalah kendaraan di akhirat adalah hadits lemah, sangat lemah. Namun, ini bisa berarti majaz sebagai ‘pemudah’ kita di akhirat.***

 

Editor: Arina Nihayati

Sumber: Adi Hidayat Official


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x