Network
SRAGEN UPDATE – Hari raya idul adha tinggal menghitung hari, mungkin masih ada yang bertanya-tanya terkait hewan yang digunakan untuk kurban.
Kurban sudah di perintahkan sejak nabi Ibrahim, bagi yang ingin melakukan ibadah kurban sudah seharusnya untuk mencari informasi terkait pertimbangan memilih hewan kurban.
Di Indonesia kebiasaan yang dilakukan untuk kurban adalah menggunakan seekor kambing atau lebih dan juga sepertujuh sapi.
Mana yang pahalanya lebih banyak ?
Menurut Ustadz Ammi Nur Baits yang dilangsir SragenUpdate.com pada akun YouTube Yufid.Tv.
Baca Juga: Niat Puasa Qadha: Tata Cara dan Siapa yang Wajib Melakukannya
Secara nilai kurang lebih sama, untuk kambing yang pantas sekitar Rp3 juta sedangkan sapi yang pantaspun urunannya Rp3juta.
Kalau memang mempertimbangkan secara kuantitas daging, memang lebih banyak sapi. Kambing 7 dengan sapi 1ekor, tetap menghasilkan daging lebih banyak sapi 1 ekor.
Tapi para ulama mengatakan yang lebih sesuai sunah, kurban seekor kambing lebih afdhol dibanding sepertujuh sapi.
Karena kurban yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, kurban dengan satu nyawa utuh. Bukan sepertujuh nyawa.
Baca Juga: 12 Quotes Islami untuk Status WA, Instagram, dan Media Sosial Lainnya dari Tokoh Islam: Penuh Makna
Meskipun kurban sepertujuh sapi diperbolehkan, namun yang lebih sesuai dengan kebiasaan Rasulullah SAW, Beliau mencontohkan kalau berkurban selalu satu nyawa utuh dengan kuantitas tertentu.
Misalnya 2 kambing atau sekian ekor kambing atau sekian ekor unta, dan bukan sepertujuh unta, sepersepuluh unta atau sepertujuh ekor sapi.
Kurbannya Nabi Muhammad SAW, jadi yang lebih sesuai sunah adalah kurban itu utuh satu nyawa.
Hewan yang biasa digunakanpun berupa kambing atau domba.
Baca Juga: Bolehkah Berkurban untuk Orang Tua yang Sudah Meninggal? Buya Yahya: Harus Ada Batas Wajar
Lantas bagaimana dengan masalah kuantitas daging sapi lebih banyak daripada seekor kambing ?
Suka atau tidak suka, perintah atau bukan perintah, lebih baik atau yang baik,
Semua kembali kepada prinsip yang ingin dicari untuk kurban, semua berdasarkan dagingnya atau takwanya.
Alangkah baik, untuk soal ibadah kita selalu mengacu pada anjuran yang sudah dicontohkan, agar pahala yang kita dapatpun bisa lebih banyak.
Pahala yang banyak akan kembali kepada kita pribadi untuk bekal kehidupan selanjutnya setelah di dunia ini.
Baca Juga: Anjuran, Adab dan Tata Cara Berdoa, Serta Waktu yang Tepat: Dibaca dengan Rasa Takut
Kalau bicara takwanya maka pertimbangan seperti ini betul bisa dipakai, namun pertimbangan takwa lebih bisa diprioritaskan.***
