Sragen Update -Pembiasaan dalam menumbuhkan budaya baca merupakan bagian yang krusial dan menjadi tolak ukur keberhasilan. Janice L. Pilgreen ( The SSR Handbook, 2000) menilai persoalan pokok yang dihadapi guru agar muridnya gemar membaca tidak terletak pada durasi waktu membaca, melainkan frekuensi kegiatan membaca. Berapapun waktu yang dihabiskan murid dalam satu kegiatan membaca bukanlah soal. Yang terpenting, murid melakukan kegiatan membaca secara berulang-ulang dan setiap hari.
Kegiatan membaca secara reguler bertujuan untuk menanamkan kebiasaan membaca dalam diri murid. Sehingga tidak relevan anggapan bahwa membaca cukup dilakukan sekian kali dalam seminggu asal jumlah waktu membacanya panjang. Lebih baik durasi membaca pendek namun sering dan berkala daripada durasi panjang tetapi jarang dilakukan.
Proses pembiasaan seseorang mungkin dapat tumbuh, tapi tidak akan bertumbuh subur jika itu datang dari kesadaran dalam diri sendiri. Oleh karena itu, sangat penting untuk memberikan motivasi mengenai pentingnya membaca. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menanamkan motivasi membaca, satu diantaranya melalui film, seperti “Laskar Pelangi”.
Baca Juga: Wafatnya Ulama Karismatik, Aceh Berduka Cita
1. Motivasi Membaca dari Film Laskar Pelangi
Melalui film “Laskar Pelangi” murid belajar untuk meneladani tokoh Lintang, keberhasilan Lintang dalam lomba LCC merupakan buah yang dipetiknya karena telah rajin membaca dan belajar mandiri. Apalagi digambarkan dengan kondisi yang serba terbatas ternyata tidak menghalangi niatnya untuk senantiasa membaca. Dengan demikian, kegiatan ini dapat dipraktikkan pada awal periode pembiasaan membaca untuk menumbuhkan motivasi murid dalam membaca.
Setelah menanamkan motivasi mengenai pentingnya membaca, apa lagi yang harusnya dilakukan? Kemungkinan timbul rasa bosan murid dapat disebabkan oleh pola kegiatan yang terus diulang-ulang. Maka tidak mengherankan bagi murid untuk cepat bosan. Oleh karena itu selain motivasi, diperlukan inovasi untuk merancang kegiatan yang menarik dalam kegiatan membaca.
2. Ciptakan Kegiatan Membaca yang Variatif
Membaca naratif dapat menjadi pilihan untuk variasi untuk kegiatan membaca. Membaca naratif dapat dilakukan dengan beberapa bentuk praktik membaca seperti membaca lantang (reading aloud), membaca senyap (sustained silent reading), membaca bersama (shared reading), membaca terpandu (guided reading), dan membaca mandiri (independent reading). Alternatif kegiatan membaca itu untuk menghindari rasa bosan dan menjadikannya lebih menarik.
Baca Juga: Banyak Peminat di Kala Pandemi, Tanaman Herbal Menjadi Komoditas Restorasi Lahan Gambut
Selain itu kegiatan menarik yang bisa dilakukan dalam kegiatan membaca bersama adalah tentukan ending ceritamu! Yaitu bisa dengan membaca satu cerita bersama antara guru dan murid dengan satu orang yang membacakannya. Bentuk cerita yang bisa digunakan adalah cerpen. Setelah cerita selesai dibacakan, guru memberi kesempatan pada murid untuk bisa mengubah ending cerita. Jadi ruang terbuka dalam cerita akan menarik untuk memancing mereka bebas berpendapat. Selain itu, kegiatan ini juga harus disampaikan dengan kemampuan story telling yang bagus sehingga siswa akan tertarik. Kegiatan ini juga dapat menjadi kesempatan untuk melihat kemampuan siswa dalam bercerita.
Hal tersebut perlu diperhatikan oleh guru atau fasilitator literasi untuk merancang kegiatan semenarik-menariknya. Melalui hal tersebut akan memberikan kesan bahwa membaca itu asyik. Kesan yang baik tersebut menjadi semangat yang positif dalam menumbuhkan kebiasaan membaca. Ketika mereka sudah tertatik maka murid akan mudah untuk jatuh cinta dengan membaca.