Dampak Luka Batin Melarang Anak Menangis, Menurut Psikolog

- 15 Juli 2022, 20:54 WIB
Dampak Luka Batin Melarang Anak Menangis, Menurut Psikolog
Dampak Luka Batin Melarang Anak Menangis, Menurut Psikolog /Pixabay.com/ joffi

SRAGEN UPDATE - Anak menangis memang sebenarnya hal yang wajar terjadi pada anak kecil.

Menurut psikolog ternyata ada dampak luka batin ketika orang tua melarang anak menangis.

Namun, dampak luka batin melarang anak menangis tidak banyak yang menyadarinya dari sisi orang tua atau pun anak.

Hal ini dijelaskan oleh Afitya Putri di unggahan video TikTok-nya yang dilansir oleh SragenUpdate.com.

“Yang orang tua nggak sadar bahwa melarang anak menangis itu dampaknya berbahaya dan tidak terlihat secara langsung,” ujar Afitya Putri.

Baca Juga: Benarkah Sering Begadang Sebabkan Stroke Hingga Koma? Berikut Penjelasannya!

Dampak dari seorang anak yang dilarang oleh orang tuanya untuk menangis memang tidak terjadi di saat itu bahkan umur segitu.

Dampaknya adalah ketika anak dewasa nantinya, karena luka batin akibat larangan menangis akan terjadi di masa depan.

Seorang anak yang dulunya dilarang untuk menangis oleh orang tuanya, mereka akan terbiasa untuk tidak mengungkapkan apa yang dirasakan dalam dirinya.

Menurutnya, bersedih itu adalah hal yang salah, sehingga menurunkan kualitas kepercayaan diri mereka.

Umumnya mereka akan merasa takut dan malu karena tidak merasa percaya diri, akhirnya tidak mau untuk maju dan menjadi menyepelekan dirinya sendiri.

Baca Juga: Jangan Sepelekan! Inilah 6 Manfaat Luar Biasa dari Berpikir Positif, Salah Satunya Memperlambat Penuaan

Di saat mereka sudah dewasa, mereka tidak butuh bantuan orang lain, karena takut dianggap lemah oleh orang lain.

“Mereka takut dianggap lemah,” ungkap Afitya Putri.

Anak yang sering dilarang menangis oleh orang tuanya akan merasa dirinya disepelekan oleh orang tua, sehingga mereka tidak mau lagi dianggap lemah di masa mendatang.

Di masa depan, seorang anak ketika dewasa akan sulit untuk berempati, manusia memiliki kelebihan daripada makhluk lainnya dalam hal merasakan dan mengekspresikan emosi.

Emosi atau luapan perasaan sudah menjadi salah satu bentuk bagi makhluk hidup untuk berkomunikasi, memisahkannya dari kehidupan adalah hal mustahil.

Baca Juga: Rekomendasi Pekerjaan Lulusan SMA, Lulusan SMA Wajib Coba

Saat anak terbiasa tidak boleh menangis untuk mengekspresikan perasaannya, mereka akan melakukan hal yang sama terhadap orang lain.

Mereka akan sulit atau bahkan bisa kehilangan rasa empati ketika melihat temannya sedih, kecewa, atau menangis.***

 

Editor: Arina Nihayati


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah