Sampai sekarang saya hanya bisa menerka, mungkin Mama juga punya isu mental, mungkin diam-diam Mama sangat tertekan.
Mungkin ia jenuh, letih, sakit, dan mengekspresikannya dengan kemarahan yang melukai saya begitu dalam.
Mungkin ia rindu kedekatan dengan anaknya tetapi gagal menemukan cara mewujudkannya.
Kalau kami bisa bertemu lagi di semesta yang lain, saya akan memilih untuk menemaninya, secanggung apa pun awalnya karena kami tak pernah benar-benar dekat.
Baca Juga: Dampak Luka Batin Melarang Anak Menangis, Menurut Psikolog
Saya berharap dia membagikan sebagian bebannya walau hanya lewat cerita, membagikan sedikit rasa sakit atau kecewanya karena mungkin dulu diperlakukan Mbah sebagaimana ia memperlakukan saya.
Sama-sama berjalan memulihkan diri sebagai anak-anak yang pernah terluka.
- Merawat Luka Batin oleh dr. Jiemi Ardian, Sp. KJ
Melalui buku ini, dr. Jiemi Ardian yakni sebagai sang penulis seakan mengajak para pembaca untuk lebih menyadari dan mengenali isu kesehatan mental, khususnya depresi.
Baca Juga: Tanda-Tanda Seseorang yang Memiliki Luka Batin Belum Usai, Menurut Psikolog
Tak hanya membahas depresi sebagai gangguan kesehatan mental, dr. Jiemi Ardian membahasnya dengan lebih mendalam.