Negara Peru Kini Memperpanjang Masa Keadaan Darurat Diberbagai Kota yang Dilanda Protes

17 Januari 2023, 20:15 WIB
Negara Peru Kini Memperpanjang Masa Keadaan Darurat Diberbagai Kota yang Dilanda Protes /Alejandro Orosco/aww./ANTARA FOTO

SRAGEN UPDATE –  Kericuhan yang terjadi di Peru menyebabkan berbagai macam kekacauan.

Dalam kericuhan tersebut Peru memperpanjang keadaaan darurat yang ada di Ibu Kota Lima.

Kericuhan sendiri terjadi di dua wilayah lainnya selain dari ibu kota yang menyebabkan perpanjangan darurat selama 30 hari.

Kebijakan tersebut diambil setelah terdapat protes maut yang muncul akibat pemerintah yang memicu kekerasan terburuk di negara itu.

Baca Juga: Terungkap Alasan Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J Tak Sepakat dengan Kesimpulan JPU

Pengumuman terhadap keadaan darurat tersebut dilakukan pada bulan Desember setelah demonstrasi pecah.

Demonstrasi berlangsung diakibatkan oleh penggulingan mantan Presiden Pedro Castillo.

Beliau berusaha untuk membubarkan Kongres dan memerintahkan melalui dekrit yang dibuatnya.

Bentrokan dari dua kubu antara pengunjuk rasa dengan pasukan keamanan telah merenggut lebih dari 40 nyawa dalam beberapa pekan terakhir.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Mykhaylo Mudryk, Pemain Baru Chelsea yang Dapat Julukan ‘Neymar Ukraina’

Dari perpanjangan status yang telah diberikan oleh pemerintah tersebut menimbulkan wewenang khusus yang diberikan kepada pihak kepolisian.

Mereka dapat membatasi kebebasan dari masyarakat yang ada termasuk hak untuk berkumpul di suatu tempat yang bersamaan.

Dari pemerintah sendiri juga memberikan informasi yang telah diterapkan yakni pemberlakuan jam malam di Ibu kota.

Selain di ibu kota Lima, wilayah lain yang memberlakukan jam malam lainnya yakni Puno dan juga Cusco.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Drama Korea dengan Rating Tinggi yang Berlatarkan Masyarakat Kelas Atas

Dalam aksi jalan kaki yang berlokasi di Lima pada Sabtu 14 Januari lalu para pengunjuk rasa mengibarkan bendera nasional.

Pengibaran bendera dilakukan di samping spanduk berbingkai hitam sebagai tanda berkabung atas kematian para korban meninggal.

Para pengunjuk rasa juga mengecam Presiden Dina Boluarte terkait insiden tersebut.

Namun sehari sebelumnya sang presiden telah meminta maaf atas tindakan yang ia lakukan hingga memakan korban.

Baca Juga: Breaking News: Ferdy Sambo Dituntut Penjara Seumur Hidup, Terbukti Melakukan Pembunuhan Berencana

Protes terhadap Presiden Dina Boluarte yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden dibawah Castillo semakin meluas.

“Dia munafik,” kata salah satu pengunjuk rasa yang bernama Tania Serra ketika berbicara di tengah teriakkan masa.

Ketika itu ia sedang berdesak desakan dengan massa yang tengah berkerumunan dekat dengan para polisi.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler