Mengapa Tentara Afghanistan Bisa Kalah Begitu Cepat Melawan Pasukan Taliban?

- 19 Agustus 2021, 12:42 WIB

SRAGEN UPDATE – Beberapa hari yang lalu Pasukan Taliban berhasil menduduki ibukota Afghanistan Kabul dan menyatakan berakhirnya perang di Negara tersebut dengan membuat mundur pasukan tentara Nasional.

Serangan secepat kilat yang membuat Taliban mendapatkan keuntungan besar secara  territorial, ketika Pasukan Tentara Keamanan Pertahanan Afghanistan (ANDSF) yang secara mengejutkan mundur begitu saja tanpa melakukan perlawanan.

Padahal dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, Amerika Serikat telah menghabiskan lebih dari $83 miliar dalam memperkuat tentara militer di Afghanistan.

Baca Juga: Rumor Jennie Blackpink dan G-Dragon yang Kembali Menjalin Hubungan, Keduanya Terlihat Bersama Pemotretan Iklan

Menyelenggarakan pelatihan, a mengembangkan dan memberikan perlengkapan memadai pasukan tentara Nasional Afghanistan, serta otoritas keamanan lainnya.

Akan tetapi, Pasukan Pertahanan dan Keamanan Nasional Afghanistan ANDSF dapat dikalahkan dengan serangan terpusat pasukan Taliban.

Selain itu pendudukan Taliban atas Ibukota dan tempat-tempat strategis lainnya di Afghanistan secara cepat membuat pihak intelijen amerika terkejut.

Akibatnya hal tersebut Amerika Serikat dan beberapa negara Barat lainnya mengerahkan ribuan pasukan untuk membantu evakuasi darurat warga dan staf diplomatik dari Kota Kabul.

Baca Juga: Beberapa Hal yang Terjadi di Afghanistan, Terkait Pergerakan Organisasi Taliban

Seperti yang dikutip dari situs Aljazeera.com, terdapat sejumlah faktor yang menjadi penyebab runtuhnya Negara Timur tengah itu dan pasukan keamanan Afghanistan ANDSF.

Pertama, adanya rumor korupsi yang meluas di kementerian pertahanan dan dalam negeri Afghanistan di mana dana, amunisi, dan pengiriman makanan dicuri sebelum mencapai markas pasukan keamanan.

Terdapat juga informasi mengenai komandan yang menggelapkan uang dengan mengajukan permintaan dana untuk gaji tentara yang sebenarnya tidak mendaftar untuk militer.

Kedua, kasus penggelapan dan korupsi yang merusak moral di jajaran tentara, terdapat kabar bahwa banyaknya tentara yang tidak dibayar, berbanding terbalik dengan gaya hidup mewah komandan.

Baca Juga: 4 Tips Diet Terbaik Untuk Semua Usia, Baik Pria Maupun Wanita

Kemungkinan karena hal tersebut terdapat pemikiran lebih baik memilih hidup dengan menyerah kepada Taliban daripada berperang dan mati .

Ketiga, tidak adanya kesamaan ideologis di dalam tentara atau rasa tanggung jawab dan rasa memiliki sebagai bagian dari perjuangan nasional.

Faktanya, ada ketidakpercayaan yang signifikan terhadap kepemimpinan politik yang diperankan oleh Negara.

Hal tersebut menimbulkan keraguan dan kecurigaan yang melemahkan tekad tentara Afghanistan untuk melawan serangan Taliban.

Baca Juga: Kembali Berkuasa, Taliban: Kami Ingin Dunia Mempercayai Kami

Di luar itu, pasukan militan tersebut memiliki ideologi yang sama dan para pejuangnya didorong oleh keinginan untuk mendirikan pemerintahan sendiri dan mengusir pasukan asing yang dilihat sebagai penjajah.

Keempat, campur tangan politik yang terus menerus dan perombakan pemegang jabatan setinggi menteri dalam negeri dan pertahanan, gubernur dan kepala polisi juga mempengaruhi kinerja medan perang ANDSF

Presiden Ghani secara teratur mengganti pemimpin militernya di tengah-tengah penarikan AS dan serangan Taliban di Afghanistan.

Kelima, strategi militer cerdas Taliban untuk menguasai penyeberangan perbatasan utama, jalan raya utama, dan pengepungan kota besar dan melumpuhkan Kabul untuk mengirim bala bantuan.

Meskipun menerima pelatihan bertahun-tahun dan peralatan bernilai miliaran dolar, ANDSF tidak pernah mengembangkan kapasitas untuk mempertahankan wilayahnya.***

Editor: Nadya Rizqi Hasanah Devi

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah