Network
SRAGEN UPDATE – LSM Internasional, Oxfam mengatakan bahwa kelaparan yang terjadi di Gaza membuat masyarakat lebih rentan terkena penyakit.
Pada waktu yang sama, Israel melakukan penghancuran total terhadap infrastruktur sipil di Gaza.
Hal ini semakin memperburuk dampak kelaparan di Gaza setelah rumah sakit, layanan air, dan sanitasi hancur total.
“Israel sengaja membuat pilihan untuk membuat warga sipil kelaparan,” ujar Amitabh Behar, direktur eksekutif Oxfam Internasional sebagaimana yang SragenUpdate.com kutip dari ANTARA.
Masyarakat Gaza telah diamankan ke dalam pengungsian, meski mereka kesulitan untuk mendapatkan akses air bersih karena sebagian besar bantuan medis yang diberikan telah hilang dan di bawah ancaman bom dan drone Israel.
Baca Juga: Fenomena Baru: Pengedaran Narkoba Saat Ini Cenderung Dibagi-bagi Menjadi Paket Kecil
“Mereka semua berada di pengungsian, dengan sedikit atau tanpa akses terhadap air bersih atau toilet, menyadari bahwa sebagian besar bantuan medis telah hilang dan berada di bawah ancaman drone dan bom,” ucap Amitabh Behar.
Lebih lanjut, pihaknya mengungkapkan bahwa sejak Oktober 2023 hingga saat ini, total pengiriman makanan ke seluruh penduduk Gaza yang berjumlah sekitar 2,2 juta orang hanya mampu menyediakan 41% dari kebutuhan kalori harian per orangnya.
Oxfam menjelaskan bahwa kelaparan ekstrim akan segera terjadi di wilayah Gaza Utara di mana 1,1 juta orang telah mengalami kerawanan pangan yang sangat parah.
Terakhir, Oxfam meminta masyarakat internasional agar dapat berhenti memasok senjata ke Israel dan berupaya keras untuk menghentikan sesegera mungkin segala kemungkinan gencatan senjata yang akan dilakukan oleh Israel.
