Madrasah Diharapkan Unggul Bidang Sains dan Agama Untuk Mencapai Tujuan Pendidikan di Indonesia

4 Juni 2021, 16:53 WIB
Dirjen Pendidikan Islam M Ali Ramdhani. /Dok. Kemenag/

SRAGEN UPDATE - Keunggulan madrasah diminta untuk terus meningkat dan berkompetitif. Madrasah memiliki keunggulan yaitu dalam bidang sains dan agama.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI , Muhammad Ali Ramdhani,mengatakan bahwa prestasi akademik bukanlah puncak dari tujuan pendidikan madrasah. Karena lembaga pendidikan Islam memiliki aksentuasi dalam dua hal yaitu agama dan sains.

 

"Kualitas memang dapat diukur dengan nilai, tetapi karakter dan akhlak siswa melebihi ukuran formil seperti itu," katanya di sela acara Pembinaan Dirjen Pendis Bagi Guru dan Tenaga Pendidikan di MAN Insan Cendekia Lampung Timur, Kamis, 3 Juni 2021.

Baca Juga: Diktis Minta Perguruan Tinggi Islam Tingkatkan Riset dan Penelitian Aplikatif Untuk Menjawab Problematika Umat

Salah satu bentuk pencapaian prestasinya adalah Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Serpong bahkan tahun ini menduduki peringkat kedua nasional berdasarkan Rerata Nilai UTBK.

Hingga saat ini Kemenag memiliki 23 MAN Insan Cendekia di seluruh Indonesia dengan prestasi yang laur biasa. Platform madrasah berasrama ini akan terus dikembangkan sebagai sekolah unggulan yang memiliki dimensi agama yang kuat.

Madrasah ini dibangun dengan model unggulan sehingga tidak terlalu banyak. 

Baca Juga: Kemenag Dukung Kemandirian Pesantren dengan Mengimplementasikan Peta Jalan Kemandirian Pesantren (PJKP).

"Mungkin akan sampai di jumlah 34 dengan sebaran merata di semua provinsi," katanya.

Ali Ramdhani berharap model madrasah berasrama menjadi pola pendidikan terpadu dengan pengasuhan dalam 24 jam. Dengan pola madrasah berasrama ini, guru tidak hanya dikerahkan dalam mengoptimalkan aspek pedagogis saja, tetapi juga kreatifitas mengasuh dengan sentuhan hati.

"Asesmen ini akan kita tindaklanjuti dengan program keprofesionalan berkelanjutan. Faktanya guru punya pekerjaan besar dalam metodologi pembelajaran yang harus berkembang," tambah Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini.

Baca Juga: Diprediksi Terjadi Gerhana Matahari Cincin 10 Juni 2021. Wilayah Mana Saja yang Dapat Melihat? Dan Kapan?

Ali Ramdhani meminta guru terus belajar karena dengan itu akan menemukan keindahan generasi mendatang.

Guru yang dinamis akan menjadi jawaban atas minimnya kreatifitas mengajar saat ini. Guru kreatif populasinya hanya satu persen, sedangkan kebanyakan hanya guru-guru kurikulum.***

Editor: Ayu Ningrum Asiyah

Sumber: Kemenag

Tags

Terkini

Terpopuler