Membangun Masa Depan: Generasi Z Harus Bijak dalam Memilih Pemimpin di Pemilu 2024

5 Februari 2024, 17:34 WIB
Membangun Masa Depan: Generasi Z Harus Bijak dalam Memilih Pemimpin di Pemilu 2024 /ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aa./

SRAGEN UPDATE - Generasi Z diimbau untuk tidak memilih pemimpin semata-mata karena terjebak dalam emosi cinta atau kagum.

Debat kelima Pilpres 2024 yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah berlangsung pada 4 Februari 2024, mempertemukan para calon presiden dalam tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.

Dengan pemilu yang mendominasi oleh pemilih muda, data KPU mencatat bahwa dari total 204.807.222 pemilih, 33,60 persen adalah pemilih milenial dan 22,85 persen adalah generasi Z.

Dua generasi ini dikenal dekat dengan teknologi, internet, dan media sosial.

Generasi Z, yang sering diakui sebagai generasi digital native, telah terkoneksi dengan internet dan teknologi sejak masa mudanya.

Baca Juga: Grammy Awards ke-66: Bintang K-pop Tidak Masuk Nominasi Bergengsi, Penggemar Kecewa

Mereka akrab dengan media sosial seperti X, TikTok, Instagram, dan Facebook, menghabiskan lebih dari satu jam per hari untuk berinteraksi di platform tersebut.

Namun, penggunaan media sosial dalam politik dapat menimbulkan dampak negatif.

Hasil pemantauan dari Indonesian Corruption Watch (ICW) menunjukkan bahwa pasangan calon presiden menghabiskan dana ratusan juta rupiah untuk iklan politik di Facebook dan Instagram.

Kampanye di ruang digital menjadi kunci dalam pesta demokrasi, dengan adu strategi dan kreativitas untuk menjangkau pemilih muda.

Namun, penting untuk memahami bahwa informasi yang disajikan di media sosial cenderung menciptakan polarisasi dan dapat mengurangi keragaman gagasan di ruang publik.

Generasi Z, yang belum banyak berpengalaman dalam pesta demokrasi, rentan menjadi pemilih yang lebih emosional dan kurang rasional.

Dalam menghadapi pesta demokrasi, dilansir oleh SragenUpdate.com dari Antara News pada Senin, 5 Februari 2024 generasi Z perlu menjadi pemilih yang rasional.

Baca Juga: Alasan Mengapa Tottenham Hotspur Mendatangkan Lucas Bergvall Pemain Muda Asal Swedia

Meskipun sulit untuk terhindar dari pengaruh emosional, penting untuk tidak hanya memilih berdasarkan cinta atau kagum semata.

Mempertimbangkan visi-misi pasangan calon, mencari informasi, dan menggunakan rasionalitas dalam pengambilan keputusan adalah langkah yang bijak.

Rektor Unika Atma Jaya, Prof Yuda Turana, menekankan bahwa pengambilan keputusan dalam kondisi emosional dapat menghasilkan keputusan yang tidak tepat.

Memilih pemimpin atau perwakilan di parlemen bukanlah keputusan sesaat, melainkan keputusan jangka panjang yang akan memengaruhi kehidupan ke depan.

Oleh karena itu, generasi Z perlu menghindari pengaruh emosional dan berusaha untuk memahami rekam jejak serta visi-misi calon dengan lebih mendalam.

Memiliki sikap rasional dalam pemilihan pemimpin adalah kunci untuk menciptakan pemimpin yang tepat dan kebijakan yang berdampak positif bagi masa depan.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Tags

Terkini

Terpopuler