Network
SRAGEN UPDATE – Benni Eduward, seorang pemuda asal Medan, Sumatera Utara menunjukkan peran aktif masyarakat untuk memberantas pungutan liar atau pungli. Namun aksinya untuk mendokumentasikan praktik pungli yang dilakukan oleh oknum aparat harus membuatnya di kriminalisasi.
Pada Wawancara acara Mata Najwa, yang ditayangkan Rabu Malam, 16 Juni 2021 Benni telah merekam aksi pungli terutama yang tejadi di jalanan secara intens sejak tahun 2014.
Benni menceritakan alasannya untuk merekam aksi pungli berawal dari pengalaman pribadi, dimana ia juga pernah menjadi korban pungutan liar. Padahal saat itu ia tidak melakukan kesalahan atau pelanggaran, tetapi ia tetap dimintai uang.
Hal itu yang membuat dirinya ataupun masyarakat secara umum merasa tidak nyaman jika bertemu aparat di jalan. Ia juga mengaku peristiwa yang dialaminya kerap tejadi berulang-ulang dan ia harus menjadi korban lagi.
Baca Juga: 20 Tahun Praktik Pungli Berlangsung, ICW: Ada Dukungan dari Pejabat Publik!
Setelah pengalaman yang dilaminya, ia bertekad untuk mengungkap kejadian pungli dengan merekamnya langsung. Rekaman tersebut sering ia lakukan di daerah rawan pungli, seperti yang ia lakukan di Dinas Palembang.
Keberaniannya untuk merekam aksi pungli tentu saja membawa resiko yang cukup berbahaya. Akibat dari video pungli yang ia unggah, pada tahun 2018 ia juga pernah mendapatkan perilaku intimidasi.
Jadi sebelum dijerat dengan UU ITE dan Pencemaran Nama Baik. Peristiwa tersebut bermula ketika ia mengungkap kejadian pungli di Taman Makam Pahlawan Palembang, ia hampir menjadi korban berita bohong atau hoaks.
Oknum dari admin akun lantas Palembang menyebar berita bohong terkait hasil sidang disiplin oknum anggota yang terduga melakukan pungli. Dari berita hoaks itulah Benni diserang balik atas kasus pencemaran nama baik institusi.
