Dukungan ini terutama ditujukan untuk sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,7% dari total ULN pemerintah), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (18,9 %), jasa pendidikan (16,6%), konstruksi (14,1%), serta jasa keuangan dan asuransi (9,7%).
Erwin menyatakan bahwa posisi ULN pemerintah tergolong aman dan terkendali karena hampir semua ULN memiliki tenor jangka panjang, mencapai 99,8 persen dari total ULN pemerintah.
Sementara itu, ULN swasta juga terkendali dan mengalami kontraksi pertumbuhan.
Pada akhir kuartal IV-2023, ULN swasta mencapai 197,0 miliar dolar AS, mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,9 persen secara tahunan, melanjutkan kontraksi pada kuartal III-2023 sebesar 3,5 persen.
Kontraksi pertumbuhan ULN swasta berasal dari lembaga keuangan dan perusahaan nonkeuangan, masing-masing mengalami kontraksi sebesar 2,4 persen dan 1,8 persen secara tahunan.
Berdasarkan sektor ekonomi, mayoritas ULN swasta berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 78,7 persen dari total ULN swasta.
ULN swasta masih didominasi oleh ULN jangka panjang, mencapai 74,9 persen dari total ULN swasta.
Baca Juga: Bersiaplah, Jinny's Kitchen Kembali Datang dengan Persiapkan Season 2 untuk Para Penonton
Struktur ULN Indonesia dianggap sehat, terutama karena penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.