Network
SRAGEN UPDATE - Saat ini, pembahasan mengenai audit syariah kian berkembang. Tidak hanya audit konvensional, tetapi juga audit syariah.
Di Indonesia, audit syariah memiliki peluang untuk berkembang pesat karena Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di dunia.
Namun, literatur tentang kualitas audit syariah masih jarang dijumpai, dan literatur penelitian hingga saat ini diperkaya dengan audit konvensional.
Selain itu, ada penelitian yang mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit tidak dapat dipastikan dengan jelas, dan kualitas audit tidak dapat diukur secara andal.
Baca Juga: 5 Cara Belajar Bahasa Korea Secara Otodidak, Mudah, dan Gratis
Adapun beberapa penelitian mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit sebagai berikut:
Seorang peneliti asal Pakistan (Rashid & Ghazi, 2021) menyebutkan kualitas audit syariah tercapai apabila 1) tidak ada salah saji material yang disebabkan oleh kesalahan atau penipuan, 2) audit dilakukan sesuai dengan metodologi audit perusahaan, dan 3) pekerjaan audit dapat dipertanggungjawabkan di pengadilan.
Selain itu, dari sisi auditor, audit syariah dikatakan berkualitas apabila seorang auditor memiliki keterampilan industri, memiliki sifat skeptisisme profesional, dan memiliki independensi yang baik, seperti masa kerja, jam terbang dan biaya auditor.
Dilakukan sebuah penelitian terhadap 53 perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2014-2019, menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit syariah adalah biaya independensi auditor.
Oleh karena itu, sikap independensi auditor harus terus dijaga agar kualitas audit juga terjaga sehingga audit dapat dipertanggungjawabkan.
