Pesawat Militer Filipina Jatuh Tewaskan 45 Orang, Sejumlah Tentara Terjun

5 Juli 2021, 13:11 WIB
Pesawat FIlipina jaruh tewaskan 45 tentara /Reuters

SRAGEN UPDATE - Kecelakaan pesawat Filipina menewaskan setidaknya 45 orang, tapi lusinan orang yang selamat.

Sebuah pesawat militer telah jatuh di Filipina selatan membunuh setidaknya 45 orang,dengan puluhan ditemukan hidup dari reruntuhan.

Pesawat membawa lebih dari 90 orang, kebanyakan pasukan, ketika terpisah jauh dari landasan pacu di Pulau Jolo.

Kementerian Pertahanan Filipina mengungkapkan kematian terutama personil militer, tapi tiga warga sipil di lapangan juga tewas.

Pekerja penyelamat menjelajahi puing-puing Lockheed C130 Hercules di kayu dekat beberapa bangunan.

Baca Juga: Fenomena Jokowi Trending Twitter Lagi, Tagar ‘Pak Presiden Kapan Mundur’

Pesawat Meledak Terbakar, mengirimkan awan hitam besar ke udara.

Beberapa lusin orang terluka, dan lima masih hilang. Sebuah rumah sakit militer terdekat merawat korban.

Pesawat, yang turun pada pukul 11:30 waktu setempat (03:30 GMT) beberapa kilometer dari kota Jolo, membawa pasukan dari Cagayan de Oro, di pulau selatan Mindanao.

“Itu tidak terjawab landasan pacu, mencoba untuk mendapatkan kembali pengendalian tapi itu tidak berhasil,” tutur Kepala Angkatan Bersenjata Gen Sobejana mengatakan kepada wartawan.

“Sejumlah tentara terlihat melompat keluar dari pesawat sebelum jatuh ke tanah, hemat mereka dari ledakan yang disebabkan oleh kecelakaan,” ujarnya.

Baca Juga: Jabar Janjikan Obat Gratis untuk Isoman, Susi Pudjiastuti: Jangan Sampai Ada Penyunatan Dana

Tidak ada rincian tentang bagaimana mereka berhasil keluar dari pesawat atau kondisi mereka yang diberikan.

Para tentara diantara bala bantuan dikirim ke Filipina Selatan untuk melawan militan Islamis seperti Kelompok Abu Sayyaf.

Pejabat mengatakan tidak ada tanda-tanda bahwa pesawat telah diserang, dan penyelidikan akan mulai setelah operasi penyelamatan selesai.

Banyak dari mereka yang baru saja menyelesaikan pelatihan militer dasar.***

Editor: Nadya Rizqi Hasanah Devi

Sumber: BBC News

Tags

Terkini

Terpopuler