Perang Gaza: Panggilan Darurat Liga Arab dan Peringatan Erdogan Terhadap Israel

21 Januari 2024, 10:28 WIB
Perang Gaza: Panggilan Darurat Liga Arab dan Peringatan Erdogan Terhadap Israel /

SRAGEN UPDATE - Liga Arab berencana menggelar pertemuan darurat pekan depan, setelah permintaan Palestina dan dukungan dari banyak negara Arab.

Pertemuan ini akan membahas perkembangan perang di Gaza, termasuk kejahatan Israel di Tepi Barat yang diduduki dan penghancuran infrastruktur di kamp-kamp pengungsi Palestina.

Palestina berharap pertemuan ini menghasilkan tindakan politik, hukum, diplomatik, dan ekonomi untuk melawan tindakan Israel.

Serangan Israel di Gaza telah menewaskan ribuan warga Palestina dan menyebabkan kerusakan infrastruktur yang signifikan.

Sementara itu Sekretaris Jenderal ASEAN, Kao Kim Hourn, mendesak pemimpin dunia untuk menggunakan pengaruh dan kekuatan mereka guna menghentikan perang Israel-Hamas di Gaza yang telah berlangsung selama 100 hari.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi 2 Kali, Masyarakat Diimbau Waspada Meski Belum Ada Dampak Signifikan

Menurutnya, beban tanggung jawab politik dan moral kini ada pada pemimpin global.

Para pemimpin diharapkan dapat membawa pihak yang berkonflik kembali ke meja perundingan dan menyelesaikan masalah secara damai untuk mencegah lebih banyak korban jiwa.

Kao menekankan kerja sama global, termasuk dari PBB dan negara-negara terlibat, untuk meminimalkan korban sipil dan mengakhiri konflik yang berdampak besar terhadap warga Palestina di Gaza.

Perang Israel-Hamas di Jalur Gaza telah mencapai 100 hari dengan jumlah korban terus bertambah, dan Israel berjanji untuk melanjutkan perang meskipun dihadapkan pada tuntutan genosida yang diajukan oleh Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional.

Di sisi lain, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan bahwa mereka yang mengabaikan pembantaian dan kekejaman Israel di Gaza akan menyesal.

Erdogan menegaskan bahwa negara-negara Barat dan lembaga keamanan internasional kehilangan kredibilitas dan tidak lagi dihormati.

Ia menuduh pihak yang menilai hak asasi manusia dan kebebasan telah mengabaikan kekejaman terhadap anak-anak, bayi, dan perempuan selama 105 hari serangan Israel di Gaza.

Baca Juga: 3 Kategori Baru di iHeartRadio Music Awards 2024, Salah Satunya Best New Artist K-pop

Erdogan juga menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai "Fuhrer masa kini" yang bersama kelompoknya dianggap haus darah terhadap Palestina.

Ia menilai lembaga-lembaga global telah gagal dan kehilangan reputasinya seperti di Irak, Bosnia, Suriah, Yaman, Myanmar, Somalia, dan Afghanistan.

Israel menggempur Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas, menewaskan ratusan orang dan menyebabkan krisis kemanusiaan.

Di samping itu, Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh, menanggapi pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menolak pembentukan negara Palestina.

Abu Rudeineh menyatakan bahwa tanpa negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya berdasarkan perbatasan 1967, tidak akan ada keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut.

Dia menilai kebijakan agresif Israel terhadap rakyat Palestina menjadi pemicu ketegangan di kawasan, dan menegaskan bahwa pernyataan kecaman tidak cukup, melainkan perlunya pengakuan atas negara Palestina yang merdeka.

Abu Rudeineh menyalahkan Amerika Serikat atas dukungan buta terhadap pendudukan Israel, yang diyakini bertanggung jawab atas memburuknya keamanan dan stabilitas di kawasan.

Baca Juga: Spoiler dan Link Nonton Episode 16 My Demon: Akhir Kisah Cinta Gu Won dan Do Hee

Meskipun Netanyahu menolak ide pembentukan negara Palestina, Abu Rudeineh menyatakan bahwa negara Palestina tetap ada berkat pengakuan dunia, dan rakyat Palestina akan terus berjuang.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler