Diplomasi Gaza: PBB Dukung Pembicaraan Rusia-Hamas untuk Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera

21 Januari 2024, 10:47 WIB
Diplomasi Gaza: PBB Dukung Pembicaraan Rusia-Hamas untuk Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera /ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

SRAGEN UPDATE - Pada Jumat (19/1), juru bicara Perserikatan Bangsa-bangsa mengungkapkan bahwa militer Israel menolak memberikan izin akses, menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

Stephane Dujarric menyatakan bahwa Israel menghalangi impor peralatan penting, termasuk alat komunikasi, yang berpotensi mengancam keberlangsungan operasi bantuan di Gaza.

Upaya untuk meningkatkan pengiriman bantuan di Gaza utara juga terkendala oleh penolakan akses dari militer Israel.

Dujarric mengungkapkan bahwa dari 29 misi yang direncanakan dalam dua pekan pertama Januari, tujuh di antaranya tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya atau sebagian.

Dalam konteks ketersediaan air untuk minum dan penggunaan sehari-hari di Gaza, Dujarric mencatat bahwa kapasitas air semakin berkurang setiap harinya.

Baca Juga: Daftar Artis K-pop yang Masuk Nominasi di iHeartRadio Music Awards 2024: Ada (G)I-DLE, ATEEZ, hingga SEVENTEEN

WHO melaporkan 152 ribu kasus diare, dengan lebih dari setengahnya terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun.

Kondisi ini diperparah oleh ketidakmampuan melakukan klorinasi air untuk membunuh bakteri.

Kurangnya toilet dan layanan sanitasi mengakibatkan buang air besar di udara terbuka, meningkatkan risiko wabah penyakit.

Gangguan dalam aktivitas vaksinasi rutin dan kelangkaan obat-obatan untuk penyakit menular semakin meningkatkan ancaman penyebaran penyakit di wilayah tersebut.

PBB telah mendesak Israel untuk mencegah perlakuan buruk terhadap warga Palestina.

Dalam konteks pertemuan antara diplomat senior Rusia dan perwakilan Hamas di Moskow, Stephane Dujarric dari PBB menyatakan dukungan terhadap diskusi yang bertujuan mencapai gencatan senjata kemanusiaan dan pembebasan sandera tanpa syarat.

Meskipun PBB tidak terlibat secara langsung dalam pembahasan tersebut, mereka mengakui adanya dialog diplomatik di berbagai tempat.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi 2 Kali, Masyarakat Diimbau Waspada Meski Belum Ada Dampak Signifikan

Dujarric menekankan perlunya dialog antara pihak-pihak terlibat dan berharap bahwa hasil pembahasan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi rakyat Gaza dan rakyat Israel.

Sementara itu, Israel terus melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza sebagai respons terhadap serangan lintas batas oleh Hamas yang, menurut Tel Aviv, telah menewaskan 1.200 orang.

Dampak serangan tersebut terlihat dalam jumlah korban, di mana setidaknya 24.762 warga Palestina tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 62.108 orang lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.

Serangan ini juga telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi, di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Sebanyak 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut rusak atau hancur, seperti yang diungkapkan oleh PBB.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler