Jenderal Sudirman, Panglima Perang Kemerdekaan Indonesia dengan Taktik Gerilya

- 17 Agustus 2021, 09:37 WIB
Jenderal Sudirman pahlawan perang kemerdekaan Indonesia
Jenderal Sudirman pahlawan perang kemerdekaan Indonesia /Tangkap layar Youtube/Matahatipemuda

Meski sebenarnya menderita penyakit paru-paru (TB) yang parah, Jenderal Soedirman tetap berjuang dan bergerilya bersama tentaranya untuk melawan Agresi Militer Tentara Belanda yang Kedua.

Sebagai anak angkat dari camat, Sang Jenderal mengenyam pendidikan yang layak sejak dini.

Pada usia tujuh tahun, seorang Soedirman diterima di HIS (Hollandsch Indlandsche School) atau sekolah adat, dan pindah ke Taman Siswa pada tahun ketujuh.

Baca Juga: 9 Pahlawan Kemerdekaan Indonesia, Mengorbankan Darah dan Keringat untuk Lepas dari Penjajah

Tahun berikutnya bersekolah di Wirotomo, karena Taman Siswa dianggap ilegal oleh pemerintah Belanda.

Selama menempuh pendidikan, Sang Jenderal aktif dalam kegiatan organisasi Kepanduan Hizbul Wathan.

Dan mengabdikan diri menjadi guru HIS Muhammadiyah, Cilacap dan pembimbing di organisasi Pramuka Hizbul Wathan.

Pada tahun 1944 menjabat sebagai ketua dewan karesidenan yang dibentuk oleh Jepang.

Setelah menjadi anggota PETA (pembela tanah air) di Bogor, setelah lulus dari pendidikannya, Soedirman langsung menjadi komandan batalyon Kroya.

Kemudian menjadi Panglima Divisi V/Banyumas setelah TKR terbentuk. Akhirnya terpilih sebagai Panglima TNI pertama dan termuda.

Halaman:

Editor: Ayu Ningrum Asiyah

Sumber: indonesianfirst.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler