Di Balik Ramahnya Program untuk Menggunakan Bahan Bakar Listrik sebagai Sumber Utama dalam Kendaraan

- 23 November 2022, 20:26 WIB
Dibalik Ramahnya Program untuk Menggunakan Bahan Bakar Listrik sebagai Sumber Utama dalam Kendaraan
Dibalik Ramahnya Program untuk Menggunakan Bahan Bakar Listrik sebagai Sumber Utama dalam Kendaraan /PIXABAY/geralt

SRAGEN UPDATE –  Pemerintah semakin giat untuk berkomitmen pada penggunaan bahan bakar listrik sebagai pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM).

Dimana setelah terselenggaranya KTT G20 tersebut pemerintah lebih berkomitmen untuk menggunakan Electric Vehicle (EV).

Setidaknya terdapat 1.452 EV yakni 962 mobil listrik, 454 sepeda motor listrik, dan

36 bus lostrik yang telah dipersiapkan untuk mendukung KTT G20 lalu.

Baca Juga: Staf yang Bekerja dengan Jungkook BTS di MV ‘Dreamers’ Beberkan Perilaku Sang Idol di Lokasi Syuting

Regulasi juga telah digaungkan untuk mendukung penggunaan kendaraaan berbahan dasar listrik.

Yaitu Peraturan Presiden Nomor 55/2019 Tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/ BEV)

Dan peraturan tersebut dipertegas dengan Intruksi Presiden Nomor 7/2022 Tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Battery (BEV).

Dari penggunaan kendaraan bermotor tersebut kiranya digunakan sebagai faslitas untuk Kendaraan Dinas Pemerintah.

Acara dari Kementerian Perhubungan kini juga tengah rutin digelar untuk mensosialisasikan penggunaan listrik sekaligus menambah fasilitas pengisian daya.

Baca Juga: Menandai Resesi 2023, Suku Bunga Selandia Baru Naik

Dari keterangan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bahwa kendaraan berenergi listrik sendiri lebih bersih, ramah lingkungan serta lebih murah dari BBM.

Dari perhitungan yang telah dilakukan oleh Direktorat Jendral Perhubungan Darat 1 liter BBM setara dengan 1,2 kwh listrik,

Perlu diketahui dalam 1 kwh sendiri kurang lebih bernilai Rp. 1.500 an, dan untuk 1,2 kwh sendiri setara dengan Rp1.700.

Yang berarti bahwa bahan bakar listrik sendiri lebih hemat dibandingkan harga BBM yang kini mencapai Rp10.000-Rp21.000.

Hal tersebut didukung oleh pemerintah dengan menambahkan fasilitas pengisian daya dan tempat penukaran baterai yang bermasalah.

Namun pendapat yang berbeda mengenai teknologi EV tersebut diutarakan dalam kanal Youtube California Insider.

Baca Juga: CEO Hook Entertainment Terungkap Pernah Lakukan Gaslighting kepada Lee Seung Gi Terkait Gaji

Dalam video tersebut turut memperkenalkan narasumber yang bernama Mark Mills, seorang fisikawan dan pakar senior di Manhattan Institute AS.

Ia menerangkan sisi negatif dari EV itu sendiri, ia mencontohkan salah satu bagian dari EV yaitu baterai.

Baterai EV adalah produk yang sangat tidak ramah lingkungan, menyerap banyak energi, dan mengeluarkan banyak emisi dalam pembuatan dan penghancurannya.

Baterai EV sendiri merupakan campuran berbagai macam material dan bagian, ketika rusak proses daur ulangnya tidak bisa sembarangan.

Butuh sekitar 1-2 jam untuk mendaur ulang baterai EV yang telah tidak terpakai dan untuk proses tersebut membutuhkan teknologi yang sangat mahal.

Baca Juga: CEO Hook Entertainment Terungkap Pernah Lakukan Gaslighting kepada Lee Seung Gi Terkait Gaji

Dan makin banyak produksi untuk memperbanyak baterai tersebut maka akan semakin tinggi kebutuhan akan barang tambang.

Dalam memenuhi kebutuhan pertambangan akan semakin masif untuk menggali mineral untuk bahan baku yang mana akan menambah emisi untuk mencukupi kebutuhan tersebut.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Sumber: Pikiran Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah