Korea Utara Mengaku Telah Melakukan Uji Coba Peluncuran Rudal Hipersonik

7 Januari 2022, 19:55 WIB
Korea Utara Mengaku Telah Melakukan Uji Coba Peluncuran Rudal Hipersonik /NPR.ORG

SRAGEN UPDATE – Media pemerintahan Korea Utara melaporkan pada Kamis, 6 Januari 2022 atas keberhasilan negaranya tersebut dalam melakukan uji coba terhadap rudal hipersonik. 

Hal tersebut menjadi sejarah dari negara bersenjata nuklir tersebut atas uji senjata besar pertama di tahun ini.

Ini adalah uji coba kedua yang dilaporkan dari apa yang diklaim Pyongyang sebagai rudal meluncur hipersonik, karena mengejar teknologi canggih meskipun ada sanksi dan kecaman internasional.

Baca Juga: Jadwal Vaksin Umum dan Anak Dosis 1 dan 2 di Palembang, Sleman Pada 10 – 12, 20 Januari 2022

Rudal hipersonik bergerak jauh lebih cepat dan lebih gesit daripada yang standar, membuatnya jauh lebih sulit untuk sistem pertahanan rudal, di mana Amerika Serikat menghabiskan miliaran, untuk menbuat penangkalnya.

kantor berita resmi Korea (KCNA) melaporkan, tanpa mengidentifikasi peluncurnya. Rudal yang ditembakkan pada hari Rabu membawa "hulu ledak meluncur hipersonik" yang "tepatnya mencapai target 700 km.” Ungkap KCNA

Hulu ledak juga menunjukkan kemampuan "baru", bergerak 120 km ke samping setelah terlepas dari peluncur untuk menyerang target, tambahnya.

Baca Juga: Rudal Hipersonik Senjata Terbesar Abad Ini, Korea Utara Terus Menambah Persenjataan Perang

“Keberhasilan berturut-turut dalam uji peluncuran di sektor rudal hipersonik memiliki signifikansi strategis,” kata KCNA.

Rudal hipersonik terdaftar di antara tugas "prioritas utama" untuk senjata strategis dalam rencana lima tahun Korea Utara saat ini, dan Korea Utara mengumumkan uji coba pertamanya “Hwasong-8” pada September tahun lalu.

Peluncuran hari Rabu juga menguji "sistem ampul bahan bakar di bawah kondisi cuaca musim dingin.” Tutur KCNA.

Baca Juga: Puluhan Orang Dilaporkan Tewas dalam Demonstrasi Berdarah di Kazakhstan

Sistem ampul melibatkan tabung propelan yang terpasang pada rudal saat diproduksi, dan dapat menghilangkan kebutuhan untuk mengisi bahan bakar di lokasi peluncuran.

Ini menawarkan keunggulan dibandingkan rudal berbahan bakar cair biasa, yang harus dimuat dengan propelan di tempat tepat sebelum peluncuran.

Proses yang memakan waktu yang memberi musuh banyak kesempatan untuk menemukan dan menghancurkannya.***

 

Editor: Inayah Nurfadilah

Sumber: Aawsat

Tags

Terkini

Terpopuler