SRAGEN UPDATE — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan terkait potensi bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah di Indonesia.
Dalam situs resminya, BMKG menyampaikan bahwa hujan lebat yang dapat disertai petir atau kilat berpotensi turun di dua puluh provinsi pada Kamis, 14 Maret 2024 dengan potensi dampak yang signifikan.
Provinsi yang diprediksi akan terkena dampak cuaca ekstrem ini meliputi sebagian besar wilayah di Indonesia.
Mulai dari Sumatera hingga Papua, berikut adalah provinsi-provinsi yang masuk dalam peringatan BMKG:
Baca Juga: Realme C51s: Smartphone Entry-Level dengan Spesifikasi Unggulan dan Harga Terjangkau
1. Sumatera: Bengkulu, Lampung
2. Jawa: Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur
3. Bali dan Nusa Tenggara: Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur
4. Kalimantan: Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan
5. Sulawesi: Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara
6. Maluku dan Papua: Maluku, Papua Barat, Papua
Selain hujan lebat, BMKG juga memperingatkan potensi angin kencang di beberapa provinsi.
Provinsi-provinsi yang rentan terhadap angin kencang antara lain Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, dan sebagainya, termasuk beberapa provinsi di wilayah timur Indonesia.
Baca Juga: Berikut 7 Tips agar Kamu Tidak Tidur Setelah Sahur, Jangan Makan Sahur sampai Kekenyangan
Tak hanya itu, sejumlah wilayah juga ditempatkan dalam kategori waspada dampak hujan lebat, terutama dalam konteks potensi banjir.
Wilayah-wilayah ini termasuk Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan sebagainya.
Masyarakat di seluruh wilayah Indonesia diimbau untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem ini.
Hujan lebat, kilat, angin kencang, dan potensi banjir dapat terjadi sewaktu-waktu, sehingga kewaspadaan dan persiapan diperlukan.
Secara umum, BMKG memprediksi curah hujan yang tinggi dari tanggal 13 Maret hingga 15 Maret 2024 dapat menyebabkan kemunculan bencana hidrometeorologi di sebagian besar wilayah Indonesia.
Dengan demikian, koordinasi dan kesiapsiagaan dari semua pihak, termasuk pemerintah, petugas penyelamat, dan masyarakat umum, sangat diperlukan untuk menghadapi potensi bencana ini.
Dalam situasi seperti ini, informasi dari BMKG menjadi kunci untuk keselamatan dan kesiapsiagaan masyarakat.
Semua pihak diharapkan dapat memantau perkembangan cuaca secara berkala dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi risiko dan dampak dari potensi bencana hidrometeorologi.***