Peneliti Queensland Australia Ungkap 3 Alasan Utama Panic Buying Covid-19, Masyarakat Indonesia Juga Alami?

- 4 Juli 2021, 18:02 WIB
Fenomena panic buying kembali melanda Indonesia, saat ini panic buying susu Bear Brand meledak di masyarakat akibat PPKM. Peneliti Universitas Queensland Australia menyebutkan alasan panic buying.
Fenomena panic buying kembali melanda Indonesia, saat ini panic buying susu Bear Brand meledak di masyarakat akibat PPKM. Peneliti Universitas Queensland Australia menyebutkan alasan panic buying. /

SRAGEN UPDATE – Fenomena panic buying kembali melanda Indonesia, saat ini panic buying susu Bear Brand meledak di masyarakat akibat PPKM. Peneliti Universitas Queensland Australia menyebutkan alasan panic buying.

Beberapa teori alasan dari peneliti Universitas Queensland Australia mengenai fenomena panic buying.

Baca Juga: Menghadapi PPKM Darurat 3-20 Juli, Tidak Perlu Panic Buying!

1. Panic Buying bentuk penghiburan rasa takut dan cemas

Menurut peneliti Australia, dari keadaan krisis global sebelumnya, perilaku panik membeli bisa bertindak sebagai mekanisme mengatasi ketakutan dan kecemasan.

Covid-19 telah menyebabkan beberapa peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya di modern sejarah, termasuk fenomena panic buying.

Salah satu alasannya penimbunan makanan dan kebutuhan bisa menawarkan penghiburan sementara untuk mengurangi kegelisahan dan mendapatkan kembali tingkat kontrol tertentu.

Ketakutan dan kecemasan yang sering terjadi di pandemi dan krisis ekonomi.

2. Pengaruh popularitas Tweet negatif

Halaman:

Editor: Ayu Ningrum Asiyah

Sumber: International Journal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah