SRAGEN UPDATE – Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan, baru-baru ini menjadi bintang tamu dalam Podcast Deddy Corbuzier.
Dalam podcast tersebut, Zulkifli Hasan menjelaskan terkait strateginya dalam menurunkan harga minyak goreng yang sempat melambung tinggi di Indonesia.
Zulkifli Hasan mengatakan bahwa terdapat beberapa strategi yang dia lakukan, seperti menemui pelaku usaha, asosiasi pasar, dan pemimpin-pemimpin perusahan di Indonesia.
"Alhamdulillah sekarang bahkan di bawah Rp14.000, untuk Jawa, Bali, Sumatera, sebagian besar Kalimantan dan Sulawesi," ungkap Zulkifli Hasan di video podcast yang tayang pada Kamis, 21 Juli 2022 tersebut.
Sosok yang akrab disapa dengan panggilan Zulhas ini mengklaim bahwa penyebab dari tingginya harga minyak goreng di Indonesia disebabkan oleh tidak adanya instrumen distribusi yang merata.
Bisa dikatakan, instrumen distribusi minyak goreng di Indonesia masih sangat rendah.
"Seperti pom bensin ada pomnya. Ini nggak ada kita. Jadi dikasih gelondong besar, bocor. Sementara harga di luar 20 ribu kita mesti jual 14 ribu," jelas sosok yang lahir di di Lampung 60 tahun silam tersebut.
Zulhas mengungkapkan lebih lanjut bahwa perbedaan harga minyak goreng yang ada, membuat oknum-oknum menimbun salah satu kebutuhan bahan pokok itu untuk kepentingan pribadi dan menjualnya dengan harga tinggi di pasaran.
Baca Juga: Link Pengumuman SMUB Jalur Nilai UTBK 2022 Lengkap dengan Informasi Penting yang WAJIB Diperhatikan
"Kalau dikasih banyak, tidak ada jalur distribusinya distok, harga 20 ribu dijual 19 ribu, 18 ribu kan cepat lakunya. Sehingga di pasar tidak ada. Itu masalahnya," lanjut Zulhas kepada Deddy Corbuzier, pemilik podcast.
Saat ini Indonesia telah memiliki sebanyak lebih dari 20 ribu jalur distribusi yang dikabarkan dapat mempertahankan harga minyak goreng secara stabil.
Semua itu akibat dari hasil penataan distribusi yang dilakukan dengan baik dan terstruktur.
Pada podcast tersebut, Zulhas juga berujar bahwa memang sudah semestinya rakyat mendapat harga minyak goreng yang murah.
Baca Juga: Gmail, Messenger, dan YouTube Belum Terdaftar di PSE, Ini Sanksi yang Akan Diberikan Kominfo
Hal tersebut dikarenakan seiring adanya gejolak geopolitik di global dan harga energi naik, semestinya petani sawit untung besar dan pajak yang dibayarkan ke pemerintah semakin bertambah besar pula.***