SRAGEN UPDATE - Ramadan adalah bulan suci dalam kalender Islam yang ditunggu-tunggu oleh umat Muslim di seluruh dunia.
Dalam bulan ini, umat Muslim menahan diri dari makan dan minum dari terbit matahari hingga terbenamnya matahari, sebagai bagian dari kewajiban berpuasa.
Namun, bagi mereka yang mengalami gangguan makan, Ramadan dapat menjadi periode yang penuh dengan tantangan.
Berpuasa dalam Ramadan dapat menimbulkan konflik internal bagi individu yang memiliki gangguan makan.
Siklus harian berpuasa dan makan bisa membuat seseorang merasa tertekan untuk membatasi asupan makanan, makan dalam jumlah besar sekaligus, atau bahkan melakukan perilaku pembersihan setelah makan.
Kendati demikian, penting untuk diingat bahwa Ramadan seharusnya tidak membawa dampak negatif pada kesehatan mental atau fisik seseorang.
Dalam menghadapi Ramadan ketika mengalami gangguan makan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membuat pengalaman tersebut lebih mudah:
1. Menetapkan ‘Batasan’
Pertama, menetapkan batasan adalah langkah penting.