Memencet Jerawat: Mitos dan Fakta, serta Inovasi Obat Jerawat dari Bahan Alami

- 22 Juni 2024, 06:45 WIB
Memencet Jerawat: Mitos dan Fakta, serta Inovasi Obat Jerawat dari Bahan Alami
Memencet Jerawat: Mitos dan Fakta, serta Inovasi Obat Jerawat dari Bahan Alami /pexels.com/

SRAGEN UPDATE - Dr. dr. Fitria Agustina Sp.KK FINSDV FAADV, seorang dokter spesialis kulit dan kelamin, mengungkapkan bahwa memencet jerawat tidak selalu merusak kulit, tetapi hal ini tergantung pada kondisi jerawat, kebersihan tangan, dan teknik yang digunakan.

"Penting untuk mempertimbangkan kondisi jerawat sebelum memutuskan untuk memencetnya. Seringkali, penanganan yang tidak higienis dapat memperparah jerawat," kata dokter yang lulus dari Universitas Indonesia tersebut.

Menurutnya, memencet jerawat dengan tangan yang kotor dapat menyebabkan peradangan pada jerawat yang sebelumnya tidak meradang.

Dalam kasus seperti itu, jerawat yang dipencet bisa menjadi lebih meradang atau bahkan membesar.

Namun, Fitria menekankan bahwa dalam kondisi tertentu, seperti ketika komedo sudah terlihat di permukaan, memencetnya dengan benar menggunakan alat ekstraktor komedo bisa menjadi pilihan yang baik.

Baca Juga: Game Hiburan Terbaru Cek Khodam Viral di Media Sosial, Berikut Link Game dan Cara Mainnya

Penggunaan alat tersebut, jika dilakukan dengan tepat oleh terapis yang terlatih atau dokter, dapat membantu mengeluarkan sumbatan komedo tanpa merusak kulit sekitarnya.

Fitria menekankan bahwa memencet jerawat sendiri seringkali dilakukan dengan teknik yang salah karena kurangnya pengetahuan atau keterampilan yang memadai.

Dia menjelaskan bahwa ketika jerawat sudah meradang dan berisi nanah, penanganan yang tepat adalah dengan membuat saluran khusus sebelum nanahnya dikeluarkan.

Menurutnya, jerawat dalam kondisi tersebut tidak boleh langsung dipencet, tetapi harus dibuat saluran terlebih dahulu menggunakan jarum steril.

Setelah saluran terbentuk, baru jerawat dapat dipencet perlahan-lahan untuk mengeluarkan nanahnya.

Oleh karena itu, apakah memencet jerawat akan membuat kondisi jerawat menjadi lebih parah atau tidak tergantung pada kondisinya.

Baca Juga: Bruno Mars Akan Menggelar Konser di Indonesia, War Tiket Konser Dimulai Tanggal 27 Juni 2024

Di samping itu, Seorang perekayasa ahli madya dari Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional (PR BBOOT) di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Susi Kusumaningrum, telah mengembangkan obat jerawat dari bahan alami.

Bahan-bahan tersebut termasuk ekstrak kulit manggis dan limbah kulit udang.

Menurut Susi, bahan-bahan seperti kitosan dari limbah kulit udang, ekstrak kulit manggis, dan daun pegagan memiliki khasiat antijerawat.

Indonesia memiliki cukup persediaan bahan-bahan alami tersebut untuk digunakan dalam pembuatan obat jerawat.

Susi juga menyatakan bahwa sebagian besar bahan baku kosmetik di Indonesia masih diimpor.

Oleh karena itu, penyediaan bahan baku alami aktif untuk obat jerawat dan produk perawatan kulit lainnya penting untuk mengatasi masalah kulit di Indonesia.

Dengan prevalensi jerawat yang terus meningkat, terutama pada generasi Z dan Y, obat jerawat yang aman, bermutu, dan terjangkau menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat.

Baca Juga: Judi Online Resahkan Masyarakat, Anggota Polri yang Terlibat akan Diberhentikan Secara Tidak Hormat

Susi berharap bahwa ekstraksi kulit manggis, herba pegagan, dan limbah kulit udang bisa menjadi bahan baku yang berguna untuk obat jerawat atau produk perawatan kulit.

Pasar kosmetik antijerawat di Indonesia cukup besar, mencapai sekitar 4,46 miliar US Dollar pada tahun 2022, dan diprediksi akan terus tumbuh hingga tahun 2030.

Menurut Susi, penggunaan antibiotik dalam kosmetik antijerawat dapat meningkatkan resistensi antibiotik.

Oleh karena itu, tren saat ini menuju penggunaan obat alami untuk perawatan kulit, menjadikan inovasi seperti ini sebagai peluang yang besar.

Dia menjelaskan bahwa mikropartikel kitosan dari kulit udang atau kepiting memiliki sifat antimikroba dan penyembuhan luka, sehingga cocok digunakan sebagai bahan aktif.

Pegagan juga dikenal efektif dalam menyembuhkan luka dan meluruhkan lemak.

Selama ini, kulit manggis telah banyak dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai kondisi, seperti antidiare, infeksi kulit, dan penyembuhan luka.

Baca Juga: Kontroversi dan Reaksi Netizen Korea Terhadap Kembalinya ‘Idol Star Athletics Championship’

Kulit manggis juga terbukti memiliki sifat antibakteri dan antiinflamasi.

BRIN telah melakukan penelitian dan survei bersama PT Mustika Ratu terkait efektivitas ekstrak kulit manggis, pegagan, dan kitosan dalam mengurangi atau menyembuhkan jerawat.

Hasil penilaian menunjukkan bahwa mikropartikel kitosan-ekstrak kulit manggis dan kitosan-ekstrak pegagan memiliki aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat serta membantu penyembuhan luka jerawat.

Selain itu, aplikasi mikropartikel kitosan-ekstrak kulit manggis dan kitosan-ekstrak pegagan pada gel antijerawat terbukti secara in vitro mampu menghambat pertumbuhan bakteri p. acnes (penyebab jerawat).

Penilaian dari responden menunjukkan bahwa produk ini secara umum dinilai baik dan dapat diterima oleh seluruh responden.

Tidak ada laporan efek samping selama penggunaan, sehingga dianggap aman untuk digunakan.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah