Baca Juga: Pakar Epidemiologi China Sebut Masa Karantina Varian Delta Tidak Perlu Waktu Lama
Sebelum wabah virus Covid-19 menyerang, Negara Prancis menjadi salah satu destinasi perjalanan favorit di Eropa setelah Spanyol bagi warga Inggris yang ingin berwisata.
Hal tersebut juga terjadi hanya beberapa saat sebelum musim liburan di Eropa di mulai dan menyebabkan banyak warga yang berlibur dengan menyeberangi Selat Inggris.
Sementara itu Badan Penerbangan Global IATA memberikan responnya terkait pembatasan yang kembali dilakukan Inggris terhadap wisatawan asal Prancis dalam waktu pemberitahuan yang sedikit.
“Inggris menempatkan dirinya sebagai pihak asing dalam pendekatannya yang membingungkan untuk bepergian. Ini, pada gilirannya, menghancurkan sektor perjalanannya sendiri dan ribuan pekerjaan yang bergantung padanya,” terang Willie Walsh, direktur jenderal Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), seperti yang dikutip dari laman Reuters.
Baca Juga: Lonjakan Kasus Covid-19, Bupati Purbalingga Menjadikan SMP N Purbalingga Sebagai Tempat Karantina
Inggris dengan terpaksa harus melakukan kembali program pembatasan wisata tersebut karena terdapat laporan peningkatan kasus positif Covid-19 10 kali lebih banyak dari Negara Prancis.
Pihak kementerian Kesehatan Inggris mengatakan bahwa hal ini hanyalah sebagai tindakan pencegahan sambil memantau dan melacak perkembangan penyebaran virus varian Beta.***