Pengutamaan dalam Mitigasi Gempa dan Struktur Bangunan Yang Memadai Agar Terhindar dari Bencana

6 Desember 2022, 11:14 WIB
Pengutamaan dalam Mitigasi Gempa dan Struktur Bangunan Yang Memadai Agar Terhindar dari Bencana /Pixabay/Paula /

SRAGEN UPDATE – Dari gempa Cianjur sendiri jumlah korban meninggal dan hilang diperkirakan mencapai 332 jiwa.

Dari pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sendiri korban luka dan cedera diperkirakan mencapai 7.700 orang.

Jumlah kerusakan bangunan setidaknya 22 ribu unit rumah dengan pengungsi yang berjumlah 58 ribu orang.

Baca Juga: Wawancara Kapten Korsel Son Heung Min Pasca Kalah dari Brazil Tunjukkan Kelayakannya sebagai Pemimpin

Kerusakan-kerusakan tersebut dapat terjadi diakibatkan oleh gempa yang dangkal dan dari sisi magnitudo.

Dimana dapat diikuti dengan kerusakan dan disertai dengan kematian yang signifikan terjadi.

Dari peristiwa tersebut hanya sedikit hal yang diperhatikan dalam penanganan bantuan yang diberikan kepada mereka.

Penanganan bantuan yang diberikan berfokus hanya sekedar distribusi bantuan darurat dari berbagai macam pihak yang membantu.

Belum memadainya struktur bangunan yang dianggap aman yang akan dijadikan menjadi tempat pengungsian.

Baca Juga: Pelatih Portugal, Santos Ungkap Tidak Senang dengan Reaksi Cristiano Ronaldo Setelah Digantikan

Pemerintah sendiri telah mengetahui masalah mendasar tersebut dari gempa bermagnitudo 5,6 itu cukup merusak Cianjur dan sekitarnya.

Dari pernyataan pejabat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono sendiri terdapat 3 penyebab kerusakan yang terjadi.

Yang pertama, adalah kedalaman gempa yang dianggap terlalu dangkal. Yang kedua, struktur bangunan tidak memenuhi standar aman gempa

Yang ketiga, lokasi pemukiman yang berada pada tanah yang lunak dan merupakan perbukitan.

Dikutip dari The Conversation sendiri kurangnya ketahanan fisik hunian dapat terjadi akibat kerentanan dalam sosial ekonomi masyarakat.

Baca Juga: Hadapi Persik Kediri, Legiun Asal Nigeria Siap Jalani Debut Bersama Persib Bandung, Luis Milla Turunkan?

Keadaan tersebut juga belum disertainya komitmen kelembagaan atas beberapa kasus dan hal belum konsisten.

Hal tersebut mempengaruhi standar pengetahuan pada bangunan dalam keamanan minimal hunian yang diberikan.

Ditambah dengan kurang insentifnya masyarakat untuk mengakses teknologi tahan gempa yang terjangkau.

Dari kasus tersebutlah perlu adanya jaminan keselamatan masyarakat melalui penjaminan mutu hunian secara  rutin dan berkelanjutan pada tingkat dasar.

Perlunya pembuatan peta jalan kelembagaan dari tingkat kabupaten sampai dengan desa dalam kemampuannya untuk mengadopsi keamanan standar nasional.

Baca Juga: Termasuk Firmino dan Salah, Liverpool Berkekuatan 33 Pemain Hadapi Piala Super Dubai

Ditambah dengan adanya integrasi terhadap Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang berorientasi pada mitigasi bencana yang tentunya mempunyai izin.

Namun dari sekian banyak hal faktor, biaya tambahanlah sering dikeluhkan bagi seseorang untuk mendirikan bangunan yang sesuai dengan kelayakan.

Dari pihak swasta sendiri juga masih terdapat hal yang demikian adanya dari pembangunan yang mereka buat.

Baca Juga: Daftar Turnamen Badminton di Desember 2022: Ada BWF World Tour Finals 2022

Masih banyak dari mereka yang lebih berorientasi pada keuntungan dibandingkan dengan kualitas bangunan yang ada sekarang.***

Editor: Kiki Widayanti

Sumber: The Conservation

Tags

Terkini

Terpopuler