SRAGEN UPDATE—Gerakan Paramiliter Nasionalis, Taliban menyapu bersih ibu kota Afghanistan, Kabul pada hari Minggu lalu, setelah rezim pemerintahan presiden Ashraf Ghani menyatakan menyerah dan bergabung dengan eksodus warga negara dan orang asing yang hijrah dari Afghanistan.
Kudeta Ini juga menandakan berakhirnya dua dekade yang mahal bagi pasukan militer Amerika Serikat yang ditugaskan di Afghanistan dalam kampanye mereka untuk membangun kembali negara tersebut.
Pejuang Taliban bersenjata berat mengepung di seluruh penjuru ibu kota, dan beberapa di antaranya memasuki istana presiden yang telah ditinggalkan.
Suhail Shaheen, juru bicara dan perunding Taliban, mengatakan kepada The Associated Press bahwa para militan akan mengadakan pembicaraan dalam beberapa hari mendatang yang bertujuan untuk membentuk “pemerintahan Islam yang terbuka dan inklusif.”
Baca Juga: Taliban Menang, Amerika dan NATO Khawatir Ledakan Pengungsi Di Tanahnya
Sebelumnya, seorang pejabat Taliban mengatakan kelompok itu akan mengumumkan dari istana pemulihan Imarah Islam Afghanistan, nama resmi negara di bawah pemerintahan Taliban sebelum militan digulingkan oleh pasukan pimpinan AS setelah serangan 9/11, yang didukung oleh al-Qaida ketika sedang dilindungi oleh Taliban. Namun rencana itu tampaknya tertunda.
Kabul dicekam oleh kepanikan. Helikopter berlomba di atas langit kota itu sepanjang hari untuk mengevakuasi personel dari Kedutaan Amerika Serikat.
Asap membubung di dekat kompleks kedutaan ketika staf menghancurkan dokumen penting, dan bendera Amerika diturunkan.
Beberapa negara Barat lainnya juga bersiap untuk menarik orang-orang mereka keluar.