SRAGEN UPDATE – Rumor Fadli Zon suruh Densus 88 bubar ternyata bukan ucapan belaka.
Bahkan banyak warganet yang menduga kalau Densus 88 akan dibubarkan sejak pernyataan Fadli Zon suruh Densus 88 bubar.
Lalu ada apa dengan Fadli Zon? Apakah ada permasalahan sehingga Fadli Zon suruh Densus 88 bubar?
Baca Juga: Viral Cinta Tak Pandang Usia, Inilah Detik – Detik Wanita Dilamar oleh Ayah Sahabatnya
Seperti dilansir dari akun YouTube UZ Chanel, inilah kebenaran dibalik pernyataan Fadli Zon suruh Densus 88 bubar.
Kabar Fadli Zon meminta agar Densus 88 dibubarkan ternyata mendapatkan komentar positif dari warganet.
“Cium bau Islamofobia, Fadli Zon Sarankan Densus 88 Dibubarkan
Baca Juga: Intip Kekayaan Bersih Anak Raja Salman Yang Membeli Newcastle United Sampai Ratusan Triliun Rupiah
Klo Zonki dkk protes
Artinya Densus 88 sdh dijalan yg benar
Densus 88 mengamankan Indonesia dr teroris
Bukan kaya loe yg ngedukung teroris Zonk” tulis akun Twitter @Dianty_Yasmin3.
Baca Juga: 4 Lokasi Vaksin Covid-19 Gratis Sinovac Dosis 1 di Ponorogo, Jatim pada 12, 13, 14 Oktober 2021
Bahkan pada saat Densus 88 mulai menangkap Munarman, status Twitter dari Fadli Zon diduga seperti melakukan protes terkait penangkapan Munarman.
Selain itu, Fadli Zon pun menuturkan teroris tentu harus diberantas hingga tuntas bukan hanya dijadikan sebagai komoditas saja.
Dikarenakan Densus 88 sudah berbau islamofobia, Fadli Zon meminta agar Densus 88 dibubarkan saja.
“Teroris memang harus diberantas tapi jangan dijadikan komoditas” kata Fadli Zon.
Direktur Pencegahan Densus 88 pun menyatakan bahwa kemenangan Taliban di Afghanistan dapat menginspirasi kelompok teroris.
Hal ini wajar walaupun kedua negara itu memiliki prinsip hingga pemahaman yang berbeda – beda tentang agama.
Baca Juga: 5 Lokasi Vaksin Covid-19 di Sukabumi dan Garut Dosis 1 dan 2 Garut pada 10 – 31 Oktober 2021
Tetapi kemenangan Taliban tentu bisa membawa dampak terutama kepada para teroris yang berada di Indonesia.
“Paling tidak dijadikan sarana propaganda mereka” kata Rosidi.
“Jaringan teroris di Indonesia kerap membuat narasi bermodal kemenangan Taliban” tambahnya.***